Kamis, 26 September 2013

Kita ngomongin OCD!



"Tulisan ini bukan bertujuan untuk pembenaran teori diet tersebut karena kefanatikan, tetapi berdasarkan pengetahuan, dan kejadian nyata yang saya alami sendiri, serta dari teori olahraga itu sendiri. "

"Dan yang saya tuliskan ini juga bukan membahas keakuratan diet, melainkan hal-hal benar  dan tepat soal berpuasa yang menjadi dasar teori serta praktek OCD (Obsessive Corbuzier Diet) itu sendiri."

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah lama tidak menulis karena laptop saya mengalami kerusakan yang membuat keyboard-nya tidak bisa digunakan, saya akhirnya memutuskan menggunakan komputer kantor untuk menulis tulisan ini. 

Dan, sebenarnya lagi, ini bukan tulisan pertama pasca vakum yang ingin saya posting. Ada beberapa tulisan yang ingin saya posting lebih dulu, namun melihat hot-news yang berdesas-desus sekarang adalah tentang OCD (Obsessive Corbuzier's Diet), maka saya memutuskan untuk menurunkan ini terlebih dahulu, karena tulisan ini juga berkaitan dengan tulisan-tulisan yang sebelumnya.

Oke, kita ngomongin OCD lagi ; Katanya berpuasa akan membuat kondisi fisik kita lebih low dibanding yang tidak berpuasa, dan juga berpengaruh terhadap kualitas massa beserta kekuatan otot. Bener nggak?
OCD atau diet ala Deddy Corbuzier ini secara sederhananya adalah diet dengan menggunakan metode puasa. Meski dengan variasi yang berbeda, namun teori puasa yang diterapkan secara umum tentu sudah dipahami oleh masyarakat kita sebelumnya. Yakni menahan masuknya makanan atau minuman (menahan lapar dan haus) dalam jangka waktu tertentu. 
Sedangkan OCD, diinstruksikan untuk tidak memasukkan makanan berkalori, tetapi boleh mengkonsumsi makanan yang tidak berkalori (dalam level 0.5 - 0 cal), dalam jangka waktu tertentu. Artinya, anda masih boleh makan dan minum selama yang dimakan mengandung 0 kalori (yang setahu saya cuma air putih doang).
Well, dalam beraktifitas, terutama aktifitas fisik (seperti olahraga barangkali) memang dibutuhkan energi yang siap diolah, dan salah satu sumber energi itu adalah makanan. Tetapi, berpuasa bukan berarti tidak makan sama sekali sepanjang waktu toh ? 
Anda punya waktu berbuka, dan anda punya waktu yang diberikan untuk makan. Artinya, anda tetap mendapatkan sumber energi dan gizi yang dibutuhkan tubuh meski intensitas (skala keseringan) makan anda berkurang, dan itu bukan berarti jumlah asupan yang masuk itu berkurang.

Anda tetap bisa makan 2000 kalori sehari selama berbuka puasa, dan disaat yang sama, orang lain yang tidak berpuasa juga bisa mendapatkan 2000 kalori sehari. Jadi, bukan soal jumlah, tetapi pola, jadwal, dan skala keseringannya saja yang berbeda.

Beberapa tahun yang lalu, pada pertandingan sepakbola liga Mesir (atau Liga Champions Afrika, saya lupa) dimainnkan saat sore berpuasa dibulan Ramadhan menjelang berbuka. Dan hasilnya, tim yang pemainnya memilih untuk tetap berpuasa, bisa tampil baik bahkan memenangi pertandingan melawan tim yang tidak berpuasa.

Beberapa atlet top sepakbola seperti Sulley Ali Muntari (AC Milan), Kanoute (ex Sevilla), Demba Ba (Chelsea), dan beberapa kompetisi olahraga yang rata-rata pesertanya muslim (yang berpuasa), tetap menjalankan pertandingan atau latihan dengan intensitas sama meski bebannya diberikan bertahap. Dan ini tidak pernah menimbulkan masalah kesehatan bagi mereka, karena mereka melakukan semuanya dengan benar.

Dan intinya adalah; dilakukan dengan benar!

Jika anda melakukannya dengan salah, maka anda tidak akan mengalami seperti apa yang mereka alami saat mendapatkan hasil terbaik.

Saya tidak asal omong dan mengalami sendiri hal seperti itu. Tahun 2009 hingga 2010, saya menerapkan pola makan Sufi, yakni berpuasa  dan makan (makan ya, bukan minum) dari 3 kali sehari, menjadi 2 kali sehari, lalu dari 2 kali sehari, menjadi 1 kali sehari. Dan kadang berpuasa tanpa makan satu hari, 3 hari, 7 hari, 11 hari, 21 hari, dan 40 hari.

Waktu itu, saya hanya makan sepotong roti + segelas susu (pagi hari jam 9.00 atau jam 10.00), lalu nasi beserta lauk dua genggam tangan (sore hari sekitar jam 14.00 - 16.00), kadang-kala saya makan malam sama seperti makan siang. Namun lebih sering saya hanya makan malam saja tidak makan siang. Hasilnya, saya memang lebih kurus dibandingkan orang lain, tetapi daya tahan tubuh saya bahkan lebih baik daripada mereka.

Saya bahkan mencapai kondisi, dimana air yang saya minum melompat tersembur dari lambung ke mulut, karena air tersebut bereaksi dengan asam lambung selama kelaparan. Tetapi, itu tidak menyebabkan saya sakit maag, atau tidak mengalami gejala lemas dan lain sebagainya. (Anda bayangkan saya menjalankan itu semua setahun lebih! dan tidak terjadi apa-apa sampai sekarang.)

Atlet olahraga dibentuk untuk memiliki kemampuan fisik diatas kemampuan rata-rata manusia. Jika manusia normal rata-rata bisa berlari dengan kecepatan 15 detik / 100 meter, atlet harus menembus batas itu dan berlari misalkan 11 detik / 100 meter. Atau jika kemampuan rata-rata manusia mengangkat beban 50 kg, maka atlet harus bisa menembus garis 50 kg, dan bisa mengangkat beban misalnya 70 kg atau 100 kg.

Dalam ilmu olahraga, untuk membentuk fisik manusia agar berada diatas rata-rata tersebut, sang atlet harus mengalami tekanan sampai batas maksimum ketahanan tubuh.

Sekarang, jika anda mampu mengangkat barbel 2 kg sebanyak 100 kali dalam sehari, lalu hanya berlatih dengan beban 2 kg dikali 100 dalam sehari, maka batas maksimum anda hanya segitu!

Tetapi, ada perbedaan dalam pemaknaan latihan dan pengkondisian pada teori olahraga yang saya kembangkan. Pengkondisian adalah, kegiatan fisik yang bebannya rata-rata kemampuan kita, tetapi dilakukan dalam mode dan pola tertentu untuk menjaga standar kondisi fisik agar tidak turun. Jadi pengkondisian bukanlah untuk menaikkan kemampuan fisik.

Sedangkan latihan, the real latihan is ; kegiatan fisik yang menerapkan beban (bisa bertahap) hingga melawan batas maksimal ketahanan tubuh, agar tubuh beradaptasi dengan standar fisik yang lebih tinggi.

Dan puasa, secara alami seperti itu!

*Tambahan : Puasa sendiri, adalah kondisi dimana tubuh anda tidak mendapatkan energy siap pakai selama beberapa jam. Maka, secara otomatis, tubuh akan menggunakan cadangan energy yang ada ditubuh untuk digunakan beraktifitas.

Jadi, secara alami, inilah proses pembakaran lemak. Khusus untuk orang dewasa. Semakin bertambah umur, maka tubuh bereaksi dengan cara mengolah makanan lebih banyak menjadi cadangan energy dibanding energy siap pakai.

Itu lah kenapa remaja setelah beraktifitas, akan makan lebih banyak, namun badannya sulit bertambah berat. Sedangkan orang yang lebih tua, jadi lebih mudah gemuk, namun tahan beraktifitas dalam periode yang panjang meski tekanan fisiknya rendah.

2 komentar: