Sabtu, 11 Mei 2013

Kenalan, yuk!


Kenalan ? hayuk!

Tetapi sayang, kita terkadang terlalu minder untuk memulai perkenalan dengan orang lain, atau lingkungan baru. Tapi itu (sedikit) mendingan daripada yang sok asik atau, sok yes saat berkenalan.

Apalagi media komunikasi yang kian hari kian beragam. Dimana seharusnya malah mempermudah akses kita untuk masuk ke lingkungan baru, dan berkenalan dengan orang banyak. Tetapi pada akhirnya, berkenalan akan membawa kita pada sebuah pertemuan frontal.

Dalam agama Islam, dan adat ketimuran, ada etika berkenalan dan ada etika berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenal pertama kali. Salah satunya adalah meniadakan kesan angkuh, senyum, salam, sapa, dan memperlakukan lawan bicara dengan baik.

Selain itu, etika-etika tersebut akan mempermudah kita kalau-kalau seandainya nanti mendadak grogi atau “blank” karena bingung mau memulai perkenalan itu dari mana, padahal sudah kebelet. Oke! Daripada lama-lama, coba baca dulu tulisan dibawah ini ;


MULAILAH DENGAN NIAT YANG BAIK.

Sesungguhnya segala sesuatu itu tergantu niat. Dan, apa niat anda untuk yang satu ini ?

Komunikasi adalah nutrisi sosial. Dan seperti suplemen, anda juga harus selektif memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk tubuh anda. Niat yang baik membantu kehidupan anda jadi lebih baik.

Berkenalanlah dengan orang-orang baru yang anda temui, bisa berarti baik jika mereka punya hal positif yang bisa anda serap.. Berkenalanlah dengan tukang ojek untuk mempermudah transportasi umum anda. Berkenalanlah dengan tukang sate untuk mempermudah langkah anda jika mendadk anda diserang lapar tengah malam. Tapi jangan berkenalan dengan gadis-gadis kalau anda hanya ingin mencabuli mereka !

Mulailah berniat yang baik, untuk perkenalan yang berbuah baik.


AWALI DENGAN YANG RINGAN-RINGAN.

Jangan terburu-buru untuk menanyakan kapan bisa bertemu lagi, atau kapan anda bisa mengajaknya jalan-jalan sore. Skenario kan bahwa anda dan dia selalu seperti tak sengaja bertemu. Atau kalau perlu diikuti komentar + pertanyaan sederhana seperti “Rapih banget. Mau kemana ?” .

Jika komunikasi intens anda justru terjadi di jejaring sosial, maka komentarilah aktifitasnya, postingannya, dan status-status apdetan-nya dengan komentar-komentar ringan. Dan jangan memuji berlebihan seperti soal statusnya, missal “ea, bener sekali.. kamu bijak ea..!”

Orang yang baru dikenal, sulit menerima pujian seperti itu. kesimpulan yang mereka buat bisa jadi bermacam-macam. Mulai dari kesimpulan kalau anda orang yang sok yes, orang yang sok pintar, orang yang sok gaul, atau sok kenal sok dekat.

Batasi kata-kata anda jangan sampai terdengar norak apalagi kampungan. Jika tidak tahu harus berkata apa, abaikan kehadirannyadan tunggu kesempatan selanjutnya.

Manusia itu punya naluri yang sama seperti hewan meski kadarnya tentu berbeda. Manusia juga bisa merasa tidak nyaman dan merasa terganggu jika anda terlalu sering mengomentari aktifitas kesehariannya.


MENJAGA JARAK.

Bersikap sok asik dan sok kenal itu menyebalkan, terutama menurut perempuan. Tetapi itu mungkin tidak masalah, kalau mereka orang yang terbuka dan hangat. Tetapi saya sarankan, tetaplah menjaga jarak dalam berkomunikasi dengan mereka.

saya sudah berkenalan dengan banyak orang dalam beberapa tahun ini, dan kesimpulan yang saya tarik sama ; bahwa kita harus bisa menjaga jarak.

Kadang, ada diantara mereka yang kurang senang kehidupan pribadinya kita komentari. Atau bisa jadi niat baik kita untuk membantu, malah di sebut sebagai sikap “Sok ikut campur!”.  Jika sudah begini, agak sulit untuk membangun reputasi baik anda di depan mereka.


SOPAN.

Menjaga jarak bisa dikategorikan bersikap sopan. Namun bukan Cuma itu saja. Masih ada kategori berbicara, bersikap, bergaya, dan berdandan yang menjadi poin kesopanan. Orang yang bersikap brutal tidak pernah mendapatkan respek, kecuali untuk sesama orang brutal.

Dan mengenai apa saja yang termasuk kategori sopan, sepertinya tak perlu disebutkan satu-satu, kan ?

Kalau bingung, coba buka Al – Qur’an, hadits-hadits Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wasallam, dan buku-buku tokoh keagamaan.


HUMORIS, TERTAWA LEPAS, DAN…. SANTAI.

Ada saat-saat dimana orang lain sedang butuh tawa dan suasana ceria yang anda bawa. Anda tidak harus pandai melawak seperti komedian di televisi, yang penting berbicara santai, bisa menemukan timing apa penempatan waktu, dan jangan pernah menahan tawa.

Asal jangan tertawa terbahak-bahak seperti gangster! Jaga imej memang penting, tetapi jangan terlalu membatasi diri.


JANGAN PERNAH BERBOHONG SOAL SIAPA DIRI ANDA.

Orang-orang biasanya menyampaikan informasi dusta saat berkenalan, dengan alasan ; “Membuat mereka lebih tertarik”. Padahal hal ini tidak perlu terjadi. Ketika anda memanipulasi informasi pekerjaan, profesi orang tua, dan kondisi ekonomi, anda mungkin bisa menarik perhatian mereka pada saat itu.

Tetapi, jika faktanya terbongkar dikemudian hari, baik cepat ataupun lambat, sesuatu yang buruk telah siap untuk terjadi.

Sebenarnya, anda hanya perlu menyampaikan informasi fakta tentang diri anda secara hati-hati dan pelan-pelan. Anda hanya perlu menyampaikan hal tersebut di waktu yang tepat, hingga orang-orang bisa menerima fakta tersebut.

Anda tidak perlu malu jika seandainya profesi anda hanya seorang petani, atau anda bukanlah orang kaya. Ada satu tips rahasia yang saya dapat dari Al – Qur’an, Hadits, dan riwayat hidup Rasulullah SAW, supaya orang-orang bisa menerima anda dalam pergaulan elit. Yakni ; menjaga akhlak, mengamalkan adab memperlakukan orang lain, serta menjaga harga diri anda untuk tidak melakukan hal-hal yang memalukan.

Anda harus tahu kalau merokok itu justru semakin menyudutkan pandangan orang terhadap anda. Tertawa terbahak-bahak di depan umum seperti orang gila itu jelas-jelas men-cap anda sebagai orang yang tidak tahu malu.


IKUTILAH CARA MEREKA BERBICARA.

Anda tidak perlu kaku dan formal saat berhadapan dengan orang yang bersikap santai. Kadang-kadang juga ada yang berbicara dengan bahasa resmi, lalu anda hanya perlu mengikuti mereka seperti mereka berbicara kepada anda.

Karena dengan mengikuti cara mereka berbicara, ada semacam kecocokan dan berpotensi menimbulkan rasa nyaman dari lawan bicara. Tapi, sedikit hati-hati karena ada beberapa diantara mereka yang sensitive.

Jika anda berbicara selenge’an karena dia juga seperti itu, bisa jadi mereka menangkap kesan bahwa anda sedang menyindir cara bicaranya.

---------------------------------------------------------------
Nah, dengan trik-trik diatas, rasanya proses berkenalan dan proses interaksi lanjutan anda dengan mereka, terasa jadi lebih baik dan terarah. Selamat mencoba!