Senin, 06 September 2010

SEBUAH CATATAN TENTANG PERKELAHIAN DAN PEMBUNUHAN

Suatu saat kita pernah (dan akan mengalami bagi yang belum pernah) mengalami kondisi, dimana kita di ganggu, di jahilin, di palak ama preman, ditantang ama temen untuk berkelahi, atau diajak pukul-pukulan gitu. Sejujurnya, aku sendiri pun sering mengalami mau diajak berantem orang akhir-akhir ini. Suasana kayak begitu membuat pikiran jadi ga terkontrol. Marah, benci, dendam, bisa jadi ada didalam dada kita saat itu. Apalagi kalau yang nantang itu orang yang punya reputasi jelek kayak preman, centeng, orang sok-sok bagak.

Sejak belajar ilmu pisau, aku sering bawa-bawa pisau untuk jaga-jaga kalau kondisi darurat muncul. entah itu di todong rampok atau sejenisnya. Pas sedang bawa pisaunya, ada oknum gitu yang cari-cari masalah dengan alasan ga jelas. Mungkin karena merasa oknum dia ga takut kalo berurusan dengan orang biasa. mulanya aku sempat terpancing untuk ngeladenin nih oknum. ga usah pake tinju, dilempar batu segede tinju aja belum tentu dia bisa nahan. dia ga sadar, kalau aku ternyata sudah mempersiapkan pemikiran yang jahat begitu. dia masih pamerin baju gitu buat nantangin. apalagi aku bawa pisau. sedang diatas motor, nafsu aku pengen bocorin kepala nih orang menjadi-jadi. buat merealisasikannya, aku turun dengan cepat sambil ngambil pisau di balik jaket.

waktu berdiri, pisau udah digenggam gagangnya ama 3 jari. Mendadak aku ingat Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di ja-lan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash Shaff : 4)

juga ingat dengan hadist Rasulullah S.A.W ;

Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:

Ya`la bin Munyah atau Ibnu Umayyah berkelahi dengan seorang lelaki sehingga mereka berdua saling menggigit yang lain. Maka menariklah yang digigit tangannya dari mulut orang yang menggigit, sehingga menanggalkan satu gigi depan Ibnu Mutsanna dan dua gigi depannya. Keduanya lalu meminta penyelesaian kepada Nabi saw., beliau bersabda: Jika salah seorang kamu menggigit seperti hewan jantan menggigit, maka tidak ada diyat baginya. (Shahih Muslim No.3168)

Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Perkara yang pertama kali akan diselesaikan di antara manusia pada hari kiamat nanti, ialah perkara darah (pembunuhan). (Shahih Muslim No.3178)

pada tempat yang lain ;

Rasul saw melarang memukul wajah, bahkan dalam peperangan pun dilarang memukul wajah, sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Muslim hadits no.2612).

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya laki-laki yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat bermusuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits riwayat Miqdad bin Aswad ra. ia berkata: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bertemu dengan seorang kafir, lalu dia menyerangku. Dia penggal salah satu tanganku dengan pedang, hingga terputus. Kemudian dia berlindung dariku pada sebuah pohon, seraya berkata: Aku menyerahkan diri kepada Allah (masuk Islam). Bolehkah aku membunuhnya setelah dia mengucapkan itu? Rasulullah saw. menjawab: “Jangan kau bunuh dia.” Aku memprotes: Wahai Rasulullah, tapi dia telah memotong tanganku. Dia mengucapkan itu sesudah memotong tanganku. Bolehkah aku membunuhnya? Rasulullah saw tetap menjawab: “Tidak, engkau tidak boleh membunuhnya. Jika engkau membunuhnya, maka kedudukannya seperti kedudukanmu sebelum engkau membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia katakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

waktu itu aku yakin kalau dia adalah orang Islam juga.

Dalam hadist lain dinyatakan: “Janganlah kalian kembali – sesudah kutinggalkan -- menjadi orang-orang kafir, dimana sebagian kalian membunuh sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

kembali dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An Nisaa’ : 59)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Abul Qasim saw. pernah bersabda, 'Barangsiapa mengacungkan kepada saudaranya dengan sepotong besi walaupun saudara tersebut adalah saudara seayah atau seibunya, maka ia akan dilaknat oleh para malaikat hingga ia meninggalkan perbuatan tersebut'," (HR Muslim [2616]).

aku juga ingat sikap "ganas" dan suka berkelahi ini tak hanya berdampak di dunia, tapi juga di akhirat. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw menegaskan, "Orang yang paling ganas terhadap sesama manusia di dunia, adalah orang yang paling berat siksaannya di akhirat," (HR Ahmad).

“Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap isteri maupun terhadap pelayannya, kecuali dia berjihad di jalan Allah.” (HR Muslim No 4296)


----------------------------------------------

dari sekian banyak hadist, dan Firman Allah dalam Al-Qur'an , banyak sekali larang berkelahi atau menumpahkan darah (saling melukai atau membunuh). Waktu ilmu masih cetek, akal ini masih berfungsi. untuk tidak berkelahi, karena berkelahi hanya akan membawa kerusakan dan kerugian bagi yang suka berbuat. ini aku amalkan sewaktu belum punya apa-apa yang bisa dijadikan senjata.

oknum tadi yang udah mau aku tikam, ternyata udah bersiap-siap juga untuk berkelahi. Dia pasang kuda-kuda kempo. sekarang aku sadar, sekarang bukan akal dan hati lagi yang membimbingku, tapi nafsu. Ilmu semakin tinggi, tapi nurani masih dangkal. ingat semua firman dan hadist tadi, aku pun masukin lagi pisau yang udah siap-siap mau ku lenting. starter motor, abis tu pergi dah.

mungkin dalam hati oknum tadi merasa dia pemberani, dan aku yang tiba-tiba tidak jadi menyerang berbalik dan pergi adalah orang yang penakut. Wong Fei Hung berkata ; "Menghindar bukan berarti takut. Sembunyi bukan berarti pengecut. dan Lari bukan berarti kalah.."

berkelahi memang gampang, namun tanggungan setelah berkelahi itu yang amat berat. jika lawan cacat, Subhanallah ! berapa banyak dosa yang kita buat...? belum lagi kalau terbunuh.. Demikian juga kalau aku memelihara dendam. coba fikirkan, dia mungkin akan selamat, tapi tidak dengan anak-anak dan istrinya. bisa saja aku menculik anaknya, kemudian menjadikannya sebagai jembatan untuk menyiksa dia pelan-pelan. Namun kembali lagi kedasar, Itu hanya menambah kerusakan.

Jika Al-Qur'an dan hadist sudah melarang untuk berkelahi dan berperang jika alasannya tidak kuat, kenapa kita masih suka terpancing untuk berkelahi ???

memang umat Muslim diperbolehkan membela diri jika hak, keluarga, dan agamanya terhina. namun Rasulullah tidak berlebihan dan selalu mengutamakan diplomasi terlebih dahulu. Islam selalu memberikan ajakan, dan bujukan terlebih dahulu sebelum memulai perang. Kaum muslimin juga (seharusnya) mencoba bicara baik-baik dulu dan menyelesaikan masalah sebelum mengangkat tangan dan senjata. berkelahi karena hak dan keluarga dihina pun tidak semudah itu dibolehkan. tidak bisa sembarangan main tonjok dan patahin gigi orang. karena Islam juga mengajarkan tentang kesabaran dan nilai-nilainya.

kalau sudah dijelaskan begini dengan dasar Al-Qur'an dan hadist, masih mau berkelahi dan senang atau dengan mudahnya berkelahi ??

Termasuk golongan mungkar, berkhianat, dan munafik lah kita jika masih melakukan yang dilarang Allah dan Rasul. Seperti Bani Israel yang mengangkangi ajaran Nabi Musa A.S saat beliau dipanggil Allah selama 40 hari 40 malam. !

8 komentar:

  1. Terima kasih atas Artikelnya saya termotivasi....

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas postingannya, cukup memberi ilmu :)

    BalasHapus
  3. Alhamdulilah dengan artikel nya aku jdi termotivasi agar jdi manusia yg sabar. Dan tidak mudah terpancing emosi .. terimakasih

    BalasHapus
  4. Semoga bermanfaat untuk kita semua

    BalasHapus
  5. Nice post bro, aku jga baru aja ngalamin kekgitu. Bedanya aku sama kepala preman, yang ditakuti krna sistemnya pukul culik, Berawal dari diia mepet2 aku wktu naik motor sebelahan. Supaya aku jatoh -_- awalnya aku ga terima dan berkata dlm hati "apa maksud nya nih orang" eh dia malah nantang " apa lo " katanya. Aku masih sabar, karena posisi jga gak memungkinkan. Dikampung dia sendiri, disitu aku berpikir kalau aku berhenti trus berantem sama aja ngantar nyawa.. Walaupun takut karena itu td, tp tetep aja batin ini bergejolak mengatakan "HADAPI" , tp setelah dipikir2 mendingan aku ngalah krna keadaan gak memungkinkan.... Gak perduli apa kata2 dia yg merasa udah menang, toh aku tidak takut ama dia kok. Hnya karena keadaan yg gak memungkinkan, kalo aja td posisi berdua aja dihutan kurasa tuh preman udah jebol2 deh badannya gw tikami. Secara gw bekas anak main di diskotik PLANETS batam, tau anak main kan ? ( Tuti atw tukang tikam )... Tp aku udah insyaf, biarlah masa2 kelam itu terkubur dan tak terulang lg sebisa mungkin akan gw hindari, walaupun org ngatakan gw ne banci, gw mah gak open karena aku gak takut dgn mereka. Tp kalau gk terbendung lg rasa kesel ini ya apa boleh buat lah. Hahahaha

    BalasHapus
  6. Terima kasih sudah membuat postingan ini, saya bisa meredakan sedikit dendam saya ^_^

    BalasHapus