Rabu, 20 Juni 2012

Tamerlane :: Biografi Singkat Si Timur Leng

Kekuasaannya membentang dari pantai Pasifik di timur hingga ke sungai Don, di barat. Ia bahkan disebut-sebut lebih unggul disbanding Alexander Agung dan Jenghis Khan.

Timur Leng (1336 – 1405) atau yang juga dijuluki “Tamerlane”, sang penakluk dunia. Selain Jenghis Khan, dialah satu-satunya orang yang sanggup menjelajahi daratan luas dari tepi pantai Pasifik hingga pinggir sungai Don. Prestasinya bahkan dianggap lebih baik daripada Jenghis Khan. Pada masanya, ia sukses menaklukkan dua raja besar: Sultan Turki, Bayazid Yildrim, dan Kaisar Mongol, Toktamish – cucu Jenghis Khan.

Dianggap lebih baik daripada Jenghis Khan, karena ia menghadapi pasukan di daratan Rusia yang kuat-kuat, sedangkan Kaisar Mongol itu tidak. Dan dianggap lebih unggul dibandingkan Iskandar Agung, karena lawannya lebih banyak dan lebih tangguh seperti Kekaisaran Mongol yang brutal.

Lebih kurang 550 tahun yang lalu ada seorang raja yang bercita-cita jadi penguasa dunia. Dan dia hampir mewujudkannya. Kata-kata itu di tulis oleh sejarawan terkemuka Inggris, Harold Lamb dalam bukunya yang berjudul, Tamerlane Sang Pengguncang Dunia.

Lahir tanggal 8 April 1336 M/25 Syakban 736 H, di Kota Hijau, Samarkand. Ia adalah putra Taragai, seorang kepala suku Barlas di Uzbekistan, Asia Tengah sekarang. Menurut beberapa sumber, ayahnya adalah keturunan Karachar Noyan, kerabat Jagatai, anak Jenghis Khan. Tapi ia sering kali disebut sebagai keturunan Jenghis Khan langsung.
Belakangan ia masuk Islam, berpaham Syiah dan ada juga yang bilang ia mengikuti tarekat Naqshabandiyah. Dimasa kecil ia tidak memiliki apa-apa kecuali seekor lembu. Tapi yang istimewa, bersama ayahandanya, ia menghabiskan waktu bersama orang-orang suci. Dan ayahnya pula yang mengajarkan ia Islam.

Suatu hari, ayahnya berkata, “Dunia ini tak lebih baik ketimbang sebuah jambangan bunga emas yang penuh berisi kalajengking dan Naga.” Sedari kecil wataknya sebagai orang besar sudah terlihat dengan tidak melakukan perbuatan bodoh dan tidak suka bergurau. Sebagai laki-laki ia memang kaku, tetapi ia cerdas dan berani. Ia menikahi seorang gadis cantik bernama Alji Khatun Agha.

Pada usianya 12 tahun, ia sudah ikut berbagai macam peperangan. Ketika ayahnya wafat, ia bergabung dengan pasukan Amir Qaghazan, sampai gubernur Tansoxiana itu meninggal. Satu waktu, pasukan Tughluq Temur Khan menyerbu, dan Timur Leng menghadangnya. Hingga mengundang simpati Tughluq, dan merekrutnya sebagai komandan pasukan. Namun ia akhirnya memberontak setelah Ilyas Khoja, anaknya Tughluq, sebagai gubernur Samarkand, sedangkan ia hanya pejabat biasa.

Tak lama kemudian ia bergabung dengan Amir Husain, cucu Qaghazan. Dengan kuda, ia menyerang Tughluq dan Ilyas Khoja. Keduanya tewas ditangan Timur Leng. Setelah berhasil memenangkan peperangan, pada tanggal 10 April 1370, para ulama mengangkat nya sebagai komandan bangsa Tartar.
“Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di dunia ini, maka harus ada satu Raja saja di dunia ini.” Katanya usai dilantik.
Setelah menaklukkan Turki, Mongol, dan sebagain Eropa, ia pun berambisi untuk menaklukkan Cina. Karena dengan menaklukkan negeri ini, ia merasa telah menjadi penakluk dunia nomor satu. Karena pada saat itu kekaisaran Cina adalah yang terbesar di dunia.
Dengan membawa seperempat juta pasukan, ia berjalan pada musim dingin bersalju yang sangat berat untuk menuju Cina. Ketika sampai di Ortar, ia berhenti dan menghadapi musim dingin yang menggigit. Namun, pada bulan Maret 1405, ia meninggal dunia. Penyerbuan ke Cina urung, dan pasukannya berhasil dihabisi.

Saat ia wafat, terjadilah perebutan kekuasaan dikalangan anak-anaknya sendiri. Timur Leng sesungguhnya amat mencintai ilmu dan kebudayaan. Ia menyemarakkan kota asalnya, Samarkand, dengan mendirikan gedung-gedung, taman-taman, Mesjid Raya, istana, dan jalan-jalan yang lebar. Konon ia membangun mesjid raya hanya dalam waktu sebulan, sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dengan gaya arsitektur berkelas tinggi.

Pada masanya, Samarkand dan Tabriz menjadi pusat bisnis  dan perdagangan besar di dunia timur. Rute perdagangan antar benua yang selama berabad-abad terblokir, sekarang terbuka kembali. Ia mendirikan rumah-rumah sederhana untuk orang miskin dan cacat. Mengentaskan kemiskinan. Wilayah kekuasaannya di bersihkan dari perampok dan criminal.

Timur Leng orang yang suka berterus terang dan sederhana. Tidak menyukai sikap sombong, seperti yang di tunjukkan Sultan Turki, Bayazid Yildrim. Karena sikap sombong Sang Sultan lah, ia berang dan jadi berniat menaklukkan Turki dengan kekerasan.

Ia juga tidak suka memakai gelar kebesarannya. Pada surat-suratnya, ia menulis, “ Saya, Timur, Pengabdi Allah, menyatakan…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar