Senin, 06 September 2010

JIKA AKU SEORANG LELAKI MANDUL

Apa keputusan mu selanjutnya jika Aku, pacarmu, adalah orang yang mandul ? Aku adalah lelaki yang tidak bisa memberikan mu anak. Bahkan nafkah tubuh mu tidak sepenuhnya bisa ku berikan.



Kamu yang ku cintai, dan aku pacarmu. Apa pemikiranmu tentang masa depan kita yang mungkin pernah kau khayalkan, terutama mengenai ini..? Mungkin terdengar lucu untuk manusia seumuran kita membicarakan ini. Hanya saja, kita semakin dewasa. Kita sudah tidak mungkin lagi bermain-main.



Kita berpacaran sudah cukup lama. Dulu ini hanya untuk bersenang-senang, namun sekarang itu semakin serius seiring bertambah matangnya usia kita. Aku mencintai kamu, seperti kamu yang mencintai aku. Caraku mempercayai dirimu, seperti caramu yang mempercayai diriku. Semuanya indah dan sangat menyenangkan antara kita.



Aku dan kamu semakin dewasa. Kita bukan anak-anak atau remaja lagi. Tidak mungkin hubungan ini akan terus berada disini. Kita pada akhirnya harus menaiki tahap yang lebih tinggi. Namun bisa saja pada tahap itu bukan kita yang bersatu. Mungkin aku dengan orang lain, dan mungkin kamu dengan orang lain. Namun sejauh ini aku berharap kau lah pendampingku yang akan naik ke tahap itu bersama-sama. Aku dan kamu untuk bersama.



Sesekali kita pernah bercanda tentang menikah, anak, panggilan sayang, dan lain-lain.



Namun, harus ku katakan padamu. Tentang kekuranganku sebagai laki-laki. Seperti yang kutanyakan sebelumnya, apa keputusanmu selanjutnya mengenai hubungan kita jika aku adalah lelaki mandul..?



Kau pernah bilang padaku, bahwa kau sangat mencintai diriku. Baik itu dari banyaknya SMS yang kau kirimkan, atau pembicaraan kita setiap kali bertemu. Dan kau juga pernah mengatakan akan menerima semua kekuranganku tanpa protes, yang kemudian kau pun menerimanya.



Dan aku pun sampai saat ini harus dan telah mengakui, bahwa kau adalah perempuan yang mengerti diriku ini.

Tetapi jika ini kekurangan yang ku katakan, masihkah kau menerima..?



Cita-cita kita sudah tinggi. Aku mencintai mu sampai saat ini, entah bagaimana denganmu aku tak tahu apakah kau juga mencintaiku setelah saat ini.



Mungkin semasa sekarang kau menganggap ini bukan hal yang penting. Pasangan seusia kita yang remaja ini banyak terpengaruh emosi dalam berhubungan. Sehingga semuanya serba luar biasa dan meluap-luap. Pada usia ini mulut mu bisa mengatakan “Aku mencintai mu dan menerima kekurangan dirimu sama seperti luasnya samudera yang tak bertepi”. Namun ketika semuanya beranjak lebih dalam dan lebih berat lagi, kau akan berfikir berulang-ulang untuk mengatakan kalimat tadi.



Anak-anak tidak di tagih dan di tuntut atas perkataannya. Namun seorang yang baligh akan dituntut amal dan perkataannya.



Semakin dewasa, hubungan kita tidak hanya membicarakan hal yang asyik-asyik saja. Tidak lagi hanya membicarakan penampilan, dan tidak lagi membicarakan motor ku yang mengkilap.



Rumah, kemapanan ekonomi, kebijaksanaan, saling pengertian, ilmu tentang hidup bersama, dan anak-anak, itulah yang akan kita bicarakan.



Seterusnya, seorang perempuan amat mendambakan dirinya bisa menjadi Ibu dari darah dagingnya sendiri. Namun harus kukatakan walau sakit, untuk hal itu aku tidak bisa. Maaf ! Aku bisa memberikanmu cinta, harta, dan kasih sayang, namun tidak seorang anak. Karena aku lelaki mandul.



Dari cerita tentang diriku yang panjang ini, apa pilihanmu ? Masih ingin meneruskan hubungan ini hingga menikah denganku, namun tidak memiliki anak ? atau kau memilih berpisah dariku, kemudian mencari lelaki yang bisa memberikanmu anak ?



Aku ingin menegaskan padamu, usia mu saat ini hanya akan memberikan jawaban tentang emosi dan nafsu mu. Bisa saja kau menjawab tetap setia saat ini karena nafsu dan emosi tadi, namun pada akhir kenyataannya nanti, kau menyesal atas pilihanmu dan kata-kata mu.



Jawablah dan berikan keputusanmu setelah berfikir berulang-ulang hingga kau yakin. Aku lelaki mandul, yang tidak bisa memberikanmu anak. Bahkan nafkah tubuh mu tidak sepenuhnya bisa ku berikan. Masihkah kau mencintai ku ?

HUKUM & PRINSIP BELADIRI CAKAR PETIR

Kami menghabiskan waktu bertahun-tahun pada masa awal belajar beladiri untuk bisa membunuh ego dan nafsu. Setelah tahap itu, kami juga harus melewati tahap mengenali diri pada jalan beladiri tersebut, juga butuh waktu bertahun-tahun. Kami tidak langsung belajar bagaimana caranya memukul, atau bagaimana caranya mematahkan tangan lawan. Mempelajari tinju tapi tidak mempelajari tangan yang menjadi tinju, sangat berbahaya untuk peradaban.



Pelajaran pertama yang harus dikuasai seorang pelajar beladiri adalah berlari dan mengelak. Kemudian menangkis. Setelah itu melepaskan. Jika pelajaran itu sudah kami kuasai dengan baik. Pelajaran selanjutnya adalah memukul dan menendang.



Mereka yang memiliki kemampuan beladiri, seperti senjata yang siap tembak.



Belajar beladiri hanya untuk pamer otot atau membunuh, adalah salah besar. Pistol, berdandan necis, atau bom lebih baik daripada itu.



Belajar beladiri adalah keharusan. Punya kekuatan yang besar adalah tanggung jawab. Namun menjadi orang jahat atau baik dengan beladiri, adalah pilihan. Sama seperti dalam pertarungan, apakah harus menghancurkan gigi lawan dengan tinju, atau melepaskannya saat ia sudah tidak melawan lagi.



Berlatih satu jurus untuk seribu kali lebih baik daripada berlatih seribu jurus satu kali.

Kita mungkin bisa mematahkan sepuluh lengan dan merontokkan semua gigi depan lawan. Namun jika kita bisa melepaskan mereka tanpa cacat, mengapa mesti menghancurkan wajah mereka dengan keras..?



Jika bisa menghindari perkelahian, mengapa mesti mengorbankan tangan untuk bertempur ?



Perkelahian itu Ibarat sebuah batu, menyambut perkelahian berarti menyambut lemparan batu. Jika perkelahiannya kecil, maka itu adalah lemparan batu yang kecil. Namun jika terjadi perkelahian yang besar, itu adalah lemparan batu yang besar. Seperti refleksmu saat dilempar sebongkah batu, jika bisa mengelak, mengapa harus menangkap…? Benar jika itu batu kerikil yang bisa ditangkap. Tetapi saat batu seberat 100 pound yang dilontarkan pada kita, mungkinkah untuk ditangkap dengan tangan ?


Kesombongan dan nafsu ingin berkelahi itu hanya dimiliki oleh mereka yang seorang pemula. Seorang pemula namun tidak berisi.



Hanya binatang yang menjadikan perkelahian sebagai solusi nomor satu dalam setiap perselisihan.


Kekuatan tangan dan kaki, tidak dapat meruntuhkan kekuatan fikiran. Latihlah mental dan intuisi mu dengan baik. Seumpama otot yang tidak bisa meruntuhkan strategi.


Perbedaan antara orang yang berilmu dengan tidak adalah ; mereka yang berilmu tidak akan melanjutkan tantangan dan sikap orang bodoh dengan serius. Saat mereka mencapai titik kecerdasan yang semakin tinggi, maka mereka akan hanya tertawa saat orang-orang bodoh menjahati dan menyakiti perasaan maupun lahiriah mereka. Namun hanya sampai pada batasan tertentu. Jika melewati batasan itu, berarti sudah saatnya mereka membela diri dengan ilmu mereka.


Mewaspadai setiap tindakan dan menghitung-hitung baik buruknya, adalah kehati-hatian seorang pendekar.


Tidak menyalahkan prinsip orang lain walaupun salah dengan keras, dan tidak memaksa untuk membenarkan pandangan diri sendiri pada orang lain walaupun benar. Karena jika lawan sudah meyakini 1+1 = 3 , biarlah itu jadi pandangan mereka. Salah benar itu urusan mereka. Namun kita juga diwajibkan memberikan mereka pengetahuan yang benar, jika suatu saat mereka masih ngotot memaksa kita untuk meyakini pengetahuannya yang salah.


Berlari bukan berarti kalah. Diam bukan berarti bodoh. Bersembunyi bukan berarti takut. Namun kita butuh perhitungan yang baik sebelum menyerang balik, berbicara, dan menampakkan diri.

Ilmu adalah alat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Baik lahiriah maupun batiniyah.


Pandanganmu adalah pandanganmu. Pandanganku adalah pandanganku. Seperti meyakini ada atau tidaknya planet yang berpenghuni selain bumi. Sekuat apapun kau berbicara, dan sekuat apapun fakta-faktanya, pandanganku tetaplah pandanganku.


Ada 3 pengertian untuk orang bodoh ;

1. 1. Orang yang tidak mau tahu tentang sesuatu, padahal sesuatu itu mesti ia ketahui.
2. 2. Orang yang menganggap dirinya benar, terutama masalah pemikiran manusia. Padahal ia belum berjumpa dengan semua manusia terdahulu, manusia dimasa sekarang, dan manusia dimasa depan.
3. 3. Orang yang hanya mau mempelajari satu materi pembelajaran dan cepat berpuas diri.

Kemampuan beladiri dapat digunakan pada jalan yang baik, atau pada jalan yang salah. Namun aku tidak akan mau mengajarkan beladiri padamu, jika tujuanmu adalah membalas dendam dan berbuat jahat dengan ilmu itu.

Tidak menunjukkan kepal tinjumu pada mereka yang tidak berdaya dan tidak mengganggu.

Terakhir ; BELADIRI adalah sebuah jalan.

SEBUAH CATATAN TENTANG PERKELAHIAN DAN PEMBUNUHAN

Suatu saat kita pernah (dan akan mengalami bagi yang belum pernah) mengalami kondisi, dimana kita di ganggu, di jahilin, di palak ama preman, ditantang ama temen untuk berkelahi, atau diajak pukul-pukulan gitu. Sejujurnya, aku sendiri pun sering mengalami mau diajak berantem orang akhir-akhir ini. Suasana kayak begitu membuat pikiran jadi ga terkontrol. Marah, benci, dendam, bisa jadi ada didalam dada kita saat itu. Apalagi kalau yang nantang itu orang yang punya reputasi jelek kayak preman, centeng, orang sok-sok bagak.

Sejak belajar ilmu pisau, aku sering bawa-bawa pisau untuk jaga-jaga kalau kondisi darurat muncul. entah itu di todong rampok atau sejenisnya. Pas sedang bawa pisaunya, ada oknum gitu yang cari-cari masalah dengan alasan ga jelas. Mungkin karena merasa oknum dia ga takut kalo berurusan dengan orang biasa. mulanya aku sempat terpancing untuk ngeladenin nih oknum. ga usah pake tinju, dilempar batu segede tinju aja belum tentu dia bisa nahan. dia ga sadar, kalau aku ternyata sudah mempersiapkan pemikiran yang jahat begitu. dia masih pamerin baju gitu buat nantangin. apalagi aku bawa pisau. sedang diatas motor, nafsu aku pengen bocorin kepala nih orang menjadi-jadi. buat merealisasikannya, aku turun dengan cepat sambil ngambil pisau di balik jaket.

waktu berdiri, pisau udah digenggam gagangnya ama 3 jari. Mendadak aku ingat Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di ja-lan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash Shaff : 4)

juga ingat dengan hadist Rasulullah S.A.W ;

Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:

Ya`la bin Munyah atau Ibnu Umayyah berkelahi dengan seorang lelaki sehingga mereka berdua saling menggigit yang lain. Maka menariklah yang digigit tangannya dari mulut orang yang menggigit, sehingga menanggalkan satu gigi depan Ibnu Mutsanna dan dua gigi depannya. Keduanya lalu meminta penyelesaian kepada Nabi saw., beliau bersabda: Jika salah seorang kamu menggigit seperti hewan jantan menggigit, maka tidak ada diyat baginya. (Shahih Muslim No.3168)

Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Perkara yang pertama kali akan diselesaikan di antara manusia pada hari kiamat nanti, ialah perkara darah (pembunuhan). (Shahih Muslim No.3178)

pada tempat yang lain ;

Rasul saw melarang memukul wajah, bahkan dalam peperangan pun dilarang memukul wajah, sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Muslim hadits no.2612).

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya laki-laki yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat bermusuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits riwayat Miqdad bin Aswad ra. ia berkata: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bertemu dengan seorang kafir, lalu dia menyerangku. Dia penggal salah satu tanganku dengan pedang, hingga terputus. Kemudian dia berlindung dariku pada sebuah pohon, seraya berkata: Aku menyerahkan diri kepada Allah (masuk Islam). Bolehkah aku membunuhnya setelah dia mengucapkan itu? Rasulullah saw. menjawab: “Jangan kau bunuh dia.” Aku memprotes: Wahai Rasulullah, tapi dia telah memotong tanganku. Dia mengucapkan itu sesudah memotong tanganku. Bolehkah aku membunuhnya? Rasulullah saw tetap menjawab: “Tidak, engkau tidak boleh membunuhnya. Jika engkau membunuhnya, maka kedudukannya seperti kedudukanmu sebelum engkau membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia katakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

waktu itu aku yakin kalau dia adalah orang Islam juga.

Dalam hadist lain dinyatakan: “Janganlah kalian kembali – sesudah kutinggalkan -- menjadi orang-orang kafir, dimana sebagian kalian membunuh sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

kembali dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An Nisaa’ : 59)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Abul Qasim saw. pernah bersabda, 'Barangsiapa mengacungkan kepada saudaranya dengan sepotong besi walaupun saudara tersebut adalah saudara seayah atau seibunya, maka ia akan dilaknat oleh para malaikat hingga ia meninggalkan perbuatan tersebut'," (HR Muslim [2616]).

aku juga ingat sikap "ganas" dan suka berkelahi ini tak hanya berdampak di dunia, tapi juga di akhirat. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw menegaskan, "Orang yang paling ganas terhadap sesama manusia di dunia, adalah orang yang paling berat siksaannya di akhirat," (HR Ahmad).

“Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap isteri maupun terhadap pelayannya, kecuali dia berjihad di jalan Allah.” (HR Muslim No 4296)


----------------------------------------------

dari sekian banyak hadist, dan Firman Allah dalam Al-Qur'an , banyak sekali larang berkelahi atau menumpahkan darah (saling melukai atau membunuh). Waktu ilmu masih cetek, akal ini masih berfungsi. untuk tidak berkelahi, karena berkelahi hanya akan membawa kerusakan dan kerugian bagi yang suka berbuat. ini aku amalkan sewaktu belum punya apa-apa yang bisa dijadikan senjata.

oknum tadi yang udah mau aku tikam, ternyata udah bersiap-siap juga untuk berkelahi. Dia pasang kuda-kuda kempo. sekarang aku sadar, sekarang bukan akal dan hati lagi yang membimbingku, tapi nafsu. Ilmu semakin tinggi, tapi nurani masih dangkal. ingat semua firman dan hadist tadi, aku pun masukin lagi pisau yang udah siap-siap mau ku lenting. starter motor, abis tu pergi dah.

mungkin dalam hati oknum tadi merasa dia pemberani, dan aku yang tiba-tiba tidak jadi menyerang berbalik dan pergi adalah orang yang penakut. Wong Fei Hung berkata ; "Menghindar bukan berarti takut. Sembunyi bukan berarti pengecut. dan Lari bukan berarti kalah.."

berkelahi memang gampang, namun tanggungan setelah berkelahi itu yang amat berat. jika lawan cacat, Subhanallah ! berapa banyak dosa yang kita buat...? belum lagi kalau terbunuh.. Demikian juga kalau aku memelihara dendam. coba fikirkan, dia mungkin akan selamat, tapi tidak dengan anak-anak dan istrinya. bisa saja aku menculik anaknya, kemudian menjadikannya sebagai jembatan untuk menyiksa dia pelan-pelan. Namun kembali lagi kedasar, Itu hanya menambah kerusakan.

Jika Al-Qur'an dan hadist sudah melarang untuk berkelahi dan berperang jika alasannya tidak kuat, kenapa kita masih suka terpancing untuk berkelahi ???

memang umat Muslim diperbolehkan membela diri jika hak, keluarga, dan agamanya terhina. namun Rasulullah tidak berlebihan dan selalu mengutamakan diplomasi terlebih dahulu. Islam selalu memberikan ajakan, dan bujukan terlebih dahulu sebelum memulai perang. Kaum muslimin juga (seharusnya) mencoba bicara baik-baik dulu dan menyelesaikan masalah sebelum mengangkat tangan dan senjata. berkelahi karena hak dan keluarga dihina pun tidak semudah itu dibolehkan. tidak bisa sembarangan main tonjok dan patahin gigi orang. karena Islam juga mengajarkan tentang kesabaran dan nilai-nilainya.

kalau sudah dijelaskan begini dengan dasar Al-Qur'an dan hadist, masih mau berkelahi dan senang atau dengan mudahnya berkelahi ??

Termasuk golongan mungkar, berkhianat, dan munafik lah kita jika masih melakukan yang dilarang Allah dan Rasul. Seperti Bani Israel yang mengangkangi ajaran Nabi Musa A.S saat beliau dipanggil Allah selama 40 hari 40 malam. !

Jumat, 03 September 2010

Sejujrnya, perang bukan lah solusi yang tepat dizaman modern ini. kalau dizaman dulu, saat peradaban dan teknologi belum seperti sekarang, perang bisa menjadi solusi untuk perselisihan antara dua wilayah atau lebih. Perang juga dijadikan alat untuk mencapai tujuan seperti penyebaran agama.

perang hanya untuk menundukkan orang yang bebal.

NASIHAT GURUKU PADA MURIDNYA

Ini periwayatan yang aku dapat dari tempat yang tersembunyi. Alhamdulillah karena suka ngobrak-ngabrik lemari buku, aku dapatkan sebuah kisah pertemuan antara Raja Jin dari Maroko dengan seorang pemuda yang sangat rajin belajar tanpa mengenal waktu. saking rajinnya belajar, dia konon bahkan belajar sambil tidur didalam mimpinya. membaca buku yang belum selesai dipelajarinya atau mengerjakan kitab-kitab. ini dia periwayatannya :







Suatu waktu, Adalah seorang Raja Jin dari Tanah Syekh Maulana Maghribi (Maroko) yang terbang melintasi laut untuk berputar-putar. Tidak jelas ini Syekh Maulana Maghribi yang mana, apakah yang menjadi Wali pertama di Tanah Jawa (Syekh Maulana Malik Ibrahim/ Syekh Maulana Maghribi) atau Syekh yang menjadi ulama besar di Maroko (Maghribi) yang diberikan karomah bisa berdakwah sampai ke negeri Jin di tanah Jawa.







Raja Jin ini berputar-putar untuk mencari pemukiman bangsa Jin yang dulu pernah ia singgahi karena disanalah gurunya tinggal. pada akhirnya ia menemukan kembali perkampungan itu dan menyelesaikan urusannya dengan si guru. saat hendak pulang dari perkampungan itu, dia melihat seorang pemuda yang tiada hentinya membaca kitab. hafalan hadistnya sangat luar biasa. Tafsir Al-Qur'annya pun indah. namun sehari-hari ia cuma membaca dua kitab itu. Kumpulan Hadist dan Tafsir Al-Qur'an. melihat ini, si Raja JIn pun turun kerumah itu dan menunggu si pemuda tertidur. ia berencana ingin masuk kedalam mimpinya.







saat si pemuda tertidur yang menjadikan kitab sebagai bantalnya, Raja Jin pun masuk kedalam mimpi si pemuda. tampaklah dalam mimpi itu, si pemuda ternyata melanjutkan pelajarannya sambil terus membaca kitab.







"Assalamu'alaikum warahmatullah.." Sapa Raja Jin.







"Wa'alaikum salam .." Jawab si pemuda.







"Kulihat kamu terus belajar dari bangun hingga tertidur lagi. bahkan didalam mimpi pun kamu masiih terus belajar. siapa nama mu ?" Kata Raja Jin kemudian.







"Saya adalah Abdullah. Hamba Allah. saya tidak ingin dinamai dengan nama yang lain dan saya memang senang belajar." Jawab si pemuda.







"Kenapa kamu begitu antusias sekali belajar dan apakah ini karomah mu hingga bisa berurusan (belajar dan terjaga) didalam mimpi..?" Kembali Raja jin bertanya.







"Wahai saudara yang tidak kukenal, Ini adalah kumpulan Hadist Rasulullah. dan yang ini adalah Tafsir Al-Qur'an. keduanya adalah pembimbing manusia. maka aku harus mempelajarinya. mengenai ini, Allah tidak memberikan karomah apa-apa padaku. karena Allah tidak pernah mengatakannya padaku." Sipemuda menjawab cepat.







"Dan siapakah tuan ini ? Rasanya tidak mungkin ada manusia yang bisa datang dalam urusanku (belajar dalam mimpi) kecuali para wali dan Rasul atau para syuhada dan shalihin.." Giliran sipemuda yang bertanya pada Raja Jin. Raja Jin pun tersenyum, dengan hangat ia menjawab :







"AKu adalah Abdullah, namun aku diberikan kelapangan hidup sebagai Raja Jin di Maghribi ini. Aku Islam, dan Aku sudah hidup sejak Syaikh Maghribi ada."







"Berarti tuan bukan manusia..?" Kata sipemuda.



"Ya,, aku bangsa Jin.."







"Ada urusan apa engkau datang kemari ?" Sipemuda bertanya lagi..



"Aku hanya ingin melihat engkau lebih dekat hai Abdullah. saya kagum dengan keseriusan mu dalam belajar. Maukah kau kuberi tahu tentang nasehat guruku pada orang yang sedang belajar ??"







"Nasihat apa yang harus aku butuhkan dari mu ?" Tanya si pemuda.



Raja Jin agak tersinggung dengan pertanyaan ini. "Apa engkau merasa hebat sehingga bertanya dengan kata-kata itu kepadaku ? Aku 300 tahun lebih lama belajar daripadamu. dan kita boleh bertanding kalau kau mau." Nadanya meninggi.







si pemuda pun insyaf dengan perkataannya, benar ia merasa kurang senang dengan si Raja Jin yang ingin memberikannya ilmu. karena ia merasa Jin derajatnya lebih rendah dari manusia. namun ia sadar, Pengetahuan adalah milik makhluk, dan Raja JIn sudah belajar lebih lama daripada ia.







"Baiklah berikan nasihat mu padaku.." Kata sipemuda kemudian.







"Dengarkan baik-baik pemuda, nasihat ini hanya satu kali dalam mimpi mu ini akan aku berikan. tolong kau ingat2 dengan baik." Raja Jin pun bersedia. "Baiklah.." Si pemuda pun bersedia.







"NASIHAT GURUKU PADA MEREKA YANG SEDANG BELAJAR..



1. WAHAI MURID, ILMU ALKIMIA MEMANG MENGAGUMKAN DAN SANGAT BERGUNA. NAMUN ALKIMIA TIDAK BERGUNA SAAT KAU MENGALAMI KEMATIAN.







2. WAHAI MURID, SASTRA ITU ILMU YANG INDAH DAN MENDIDIK. NAMUN SASTRA TIDAK BERGUNA SAAT KAU PERGI BERPERANG DENGAN SENJATA.







3. WAHAI MURID, ILMU KALAM (BAHASA) ITU MEMANG PENTING, TERUTAMA BAHASA ARAB. SEPERTI KATA IMAM AL-GHAZALI, SIAPA-SIAPA YANG MENGUASAI BAHASA ARAB DENGAN BAIK, DIA ADALAH JIN-NYA MANUSIA. NAMUN BAHASA ARAB TIDAK BERGUNA SAAT KAU BERTANAM APEL. KARENA APEL DAN TANAH TIDAK BERBAHASA ARAB.







4. WAHAI MURID, ILMU PERTANIAN MEMANG BERMANFAAT UNTUK ORANG BANYAK. NAMUN ILMU PERTANIAN TIDAK BERGUNA SAAT KAU BERADA DITENGAH LAUT WAKTU DITERJANG OMBAK YANG BESAR.







5. WAHAI MURID, KEDOKTERAN ITU MEMANG ILMU YANG BAGUS. NAMUN ILMU KEDOKTERAN TIDAK MENYELAMATKAN DIRIMU SAAT ENGKAU DIRACUNI RACUN SYETAN BERUPA SYAHWAT.







6. WAHAI MURID, ILMU TAFSIR KITAB MEMANG PERLU KAU KUASAI. NAMUN ILMU TAFSIR TIDAK MENEMPATKAN MU DITEMPAT YANG SELAMAT SAAT WABAH PENYAKIT MENGGEROGOTI TUBUHMU. KECUALI ENGKAU MENJUAL AYAT-AYAT PADA KITAB ITU !







7. WAHAI MURID, ILMU HADITS ITU JUGA PERLU KAU KUASAI. NAMUN ILMU HADITS TIDAK MEMBAWAKAN MU NAFKAH BATIN ATAU PUN LAHIR, KECUALI ENGKAU MENJUAL HADITS ITU !







8. WAHAI MURID, KESENIAN ITU ILMU YANG MEMPERINDAH DIRI DAN HIDUP. NAMUN ITU HANYA AKAN BERGUNA SAAT KAU MEMILIKI TANGAN DAN ALAT UNTUK MEMAINKANNYA. DAN DIA TIDAK MENYELAMATKANMU DARI SERANGAN KAUM KAFIR.







9. WAHAI MURID, ILMU MERACIK MAKANAN DAN MERIAS TUBUH MEMANG BAGUS DIMILIKI. NAMUN ITU SEMUA TIDAK BERGUNA SAAT KAU SEORANG DIRI TERIKAT DENGAN KUAT DITENGAH GURUN.







10. WAHAI MURID, BELAJAR ILMU GULAT DAN PEDANG ITU MEMANG PENTING. NAMUN ITU TIDAK TERPAKAI JIKA KAU TEROMBANG AMBING DITENGAH LAUT KARENA KARAM. APAKAH KAU AKAN BERGULAT DENGAN AIR LAUT YANG TIDAK TERPEGANG WUJUD PADATNYA ?







11. WAHAI MURID, ILMU POLITIK DAN JUAL BELI ITU MEMANG MEMAJUKAN KITA UMAT ISLAM. NAMUN ILMU POLITIK TIDAK BERGUNA SAAT KAU BERADA DITENGAH HUTAN SEORANG DIRI. APAKAH KAU AKAN BERPOLITIK DAN BERJUAL BELI DENGAN PARA HEWAN ATAU POHON-POHON..?







LANTAS, ILMU APA YANG BISA MENYELAMATKANKU DAN KAMU PADA SETIAP-SETIAP KONDISI ITU ? PADAHAL KITA BARU SAJA MEMPELAJARI TULIS MENULIS DAN MENGHAFAL HADIST..TENTU HANYA SAAT ADA ALAT TULIS DAN PEMIKIRAN SAJA KEDUA ILMU INI BERGUNA..? SEDANGKAN SAAT AKU TERSERANG THA'UN, KAMU TIDAK BISA MENGATASINYA..







HANYA SATU PEMIKIRANKU, KITA HARUS MEMPELAJARI SEMUA KEILMUAN DAN MENAMBAH PENGETAHUAN KITA. BUKANKAH ALLAH & RASULULLAH MERIDHAI MEREKA YANG CAKAP DAN BERILMU.. MARI KITA PELAJARI SEMUANYA.. JANGAN HANYA TERPAKU PADA SATU KEILMUAN INI..."







"Itulah nasihat guruku kepada mereka yang belajar wahai pemuda.. kau ingat baik-baik nasihat ini. kau amalkan, Insya Allah kebaikan dunia dan Akhirat akan menghampirimu. Nasihat ini bukan membingungkan mu. tapi meminta kau agar tidak puas dengan satu keilmuan saja. Pelajarilah sastra. Ilmu fikih. Pertanian. dan Kedokteran. atau Pengetahuan lainnya yang bisa menaikkan derajat umat Islam dan mensejahterahkan mereka. bukan maksudku Juga untuk meminta engkau berhenti belajar tafsir kitab dan hafalan hadits. tetap teruskan pelajaran mu sekarang. namun tambahlah wawasanmu dengan pengetahuan yang lain.. Mengerti ?" Raja Jin menjelaskan.



Sipemuda tafakur dan diam. ia merasa lemah sekarang. wawasannya memang luas. namun hanya di hafalan hadits dan tafsir kita. Sedang Islam bukan hanya masalah hadits dan tafsir Al-Qur'an. Islam lebih dari sekedar itu.



"Baiklah, sudah saatnya aku pamit.. aku sudah terlalu lama mengganggu belajarmu. Kita inya Allah akan bertemu lagi, tapi bukan membicarakan ini. Assalamu'alaikum warahmatullah.." Tutup Raja Jin sambil pamit. kemudian hilang keluar dari mimpi si pemuda.



sipemuda menjawab salam sang Raja Jin tadi dengan liri.."Wa'alaikum salam.." dan ia pun mulai berfikir untuk menambah jumlah bukunya dan tidak membatasi bidang yang ia baca.