Jumat, 20 April 2012

Cerita Para Syuhada :: Khalifah Utsman bin Affan

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengabarkan beliau dan selainnya dari para sahabat berulang-ulang bahwa akan terjadi fitnah yang akan menimpa Utsman dan para sahabat beliau yang berada diatas kebenaran. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengisyaratkan untuk mengikuti beliau (Utsman) ketika terjadi fitnah.

Diantara yang shohih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang hal ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah menyebutkan adanya fitnah. Lalu ada seseorang yang lewat dan Nabi berkata :”Orang yang memakai penutup muka ini akan terbunuh pada saat itu.” Abdullah bin Umar mengatakan :”Aku melihat (orang tersebut) adalah Utsman bin Affan.”

Ka’ab bin Murrah al-Bahzizmeriwayatkan kisah yang serupa dengan yang diatas. Beliau telah mendengar Rasulullah n menyebutkan tentang fitnah, lalu tiba-tiba Utsman datang dalam keadaan memakai penutup muka dan beliau mengisyaratkan kepada Utsman, seraya berkata :”Orang ini dan para sahabatnya diatas kebenaran dan petunjuk.”

Baik kedua riwayat ini untuk satu kisah atau dua, semuanya mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan akan terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu dalam fitnah. Dan riwayat Ka’ab menambahkan bahwa beliau dan para sahabatnya diatas kebenaran ketika terjadinya fitnah ini.

Diantara yang menunjukkkan bahwa Ka’ab ingin mengetahui lebih jelas siapa orang yang dimaksud oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Maka dia pun mendatangi orang tersebut dan memegangi kedua pundaknya ternyata dia adalah Utsman bin Affan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyambutnya. Ka’ab mengatakan : Apakah ini orangnya ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya : ya.

Diantaranya pula apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairahz, yang demikian itu ketika beliau meminta izin kepada Utsman pada waktu pengepungan (terhadap rumah beliau) untuk berbicara kepada beliau. Ketika beliau mengizinkannya, beliau (Abu Hurairah) berdiri dan memuji Allah kemudian berkata :



”Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda : :”Sesungguhnya kalian akan menemui sepeninggalku fitnah dan perselisihan. Salah seorang mengatakan : Apa yang kita lakukan, ya Rasulullah ? Beliau menjawab, wajib bagi kalian bersama al-Amin dan para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau menunjuk kepada Utsman.



---------------

Ketika Utsman Radhiyallahu ‘anhu melihat bahwa ajakan untuk berdamai dengan mereka tidak berhasil, bahkan pengepungan mereka terhadapnya semakin menjadi-jadi, beliaupun bermusyawarah dengan Abdullah bin Salamz. Abdullah bin Salam pun memberikan isyarat agar beliau menahan diri dari memerangi mereka, agar hal tersebut semakin bisa menjadi hujjah bagi beliau di sisi Allah kelak. Abdullah bin Salamzberkata kepada beliau :

"Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu".

Dan ketika para sahabat menyaksikan kebengisan orang-orang yang mengepung beliau dan merekapun mengkhawatirkan diri Utsman Radhiyallahu ‘anhu, maka sekelompok dari mereka mendatangi beliau serta menawarkan untuk membela beliau, namun Utsman Radhiyallahu ‘anhu menolak tawaran tersebut. Kemudian mereka mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan menawarkan kembali dengan lebih bersemangat lagi, namun beliau tetap menolaknya dengan sangat. Dan ketika para sahabat melihat perkara tersebut sudah amat membahayakan, mereka bersiap-siap untuk berperang demi membela beliau.

Sebagian mereka masuk ke rumah Utsman, akan tetapi beliau Radhiyallahu ‘anhu telah bertekad untuk tidak mengadakan perlawanan sama sekali, sehingga hal ini mencegah mereka untuk merealisasikan keinginan mereka yang mendalam untuk membela beliau Radhiyallahu ‘anhu.

Haritsah bin An-Nu'man Radhiyallahu ‘anhu pernah datang kepada beliau yang dalam keadaan terkepung, seraya berkata : "Jika anda mau, maka kami akan berperang membelamu".

Dan datang kepada beliau pula Al-Mughirah bin Syu'bah dan Abdullah bin Az-Zubair, bahkan Ka'ab bin Malik mengerahkan orang-orang Anshar untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata :

"Wahai kaum Anshar, jadilah kalian sebagai penolong (agama) Allah" (2x). Maka orang-orang Anshar pun datang kepada Utsman dan mereka berdiri didepan pintu beliau. Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu pun menemui beliau, sambil berkata : "Mereka orang-orang Anshar telah ada didepan pintu, jika engkau mau, maka kita adalah para penolong (agama) Allah" (2X), namun beliau tetap menolak. Beliau berkata : "Aku tidak membutuhkan hal ini, tahanlah diri-diri kalian".

Hasan bin Ali juga mendatangi beliau dan berkata kepada beliau : "Apakah perlu aku menghunuskan pedangku ?" Beliau menjawab : "Tidak, aku berlepas diri kepada Allah dari menumpahkan darahmu, masukkan pedangmu dan kembalilah kerumah ayahmu !" Pada saat para sahabat telah melihat bahwa perkaranya telah membesar, sebagian mereka bertekad untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, meski tanpa meminta pendapat beliau.

Sebagian diantara mereka masuk kerumah Utsman dengan bersiap-siap untuk berperang. Dan Abdullah bin Umari Radhiyallahu ‘anhu telah berada dirumah beliau, dengan menghunuskan pedang serta memakai baju perang untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, akan tetapi Utsman tetap berkeinginan agar dia keluar dari rumahnya, karena dikhawatirkan dia akan terbunuh oleh para pendemo.

Demikian pula dengan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau telah menghunuskan pedang dan masuk kerumah Utsman serta berkata : Wahai Amirul Mukminin, bolehkah aku membelamu ?

Beliau menjawab : Wahai Abu Hurairah, apakah engkau suka untuk membunuh semua orang ini dan aku pula ? Beliau menjawab : Tidak. Utsman berkata : Demi Allah, sesungguhnya jika engkau membunuh salah satu orang saja, maka seolah-olah engkau telah membunuh semuanya. Maka beliau pun kembali dan tidak berperang. Didalam riwayat lain : bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu sudah menghunuskan pedangnya hingga Utsman melarang beliau. Abu Hurairah pun berdiri seraya berkata : Tidakkah kalian ingin aku beritahu sesuatu yang pernah didengar oleh telingaku dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ? Mereka menjawab : Ya.

Beliau lalu berkata : Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : " Akan datang setelahku nanti berbagai fitnah dan tragedy. Kami lalu bertanya : Lalu bagaimana menyelamatkan diri darinya, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : (Pergilah) kepada seorang yang amin/amanat dan tentaranya, dan beliau menunjuk ke arah Utsman. Orang-orang itu pun berdiri, seraya berkata : "Mata-mata kami telah menguatkan kami, maka ijinkan kami untuk berjihad". Tapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab : "Tetaplah kalian mentaati perintahku yaitu agar tidak berperang".

Hasan bin Ali dan saudaranya Husein, Ibnu Umar, Ibnu Az-Zubeir dan Marwan, mereka semua pergi dengan membawa persenjataan lengkap hingga masuk ke rumah Utsman. Lalu Utsman berkata : "Hendaklah kalian kembali, letakkan senjata dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian". Ibnu Siirin Rahimahullahu berkata : Ada 700 sahabat yang bersama Utsman di rumah beliau. Oleh karena itu, tampak jelas tuduhan dusta kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar bahwa mereka tidak mau menolong Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Setiap riwayat yang terdapat tuduhan tersebut, tidak lepas dari cacat, bahkan lebih dari satu cacatnya baik dalam sanad atau matannya.


Perang ketika pengepungan

Didalam riwayat yang shahih dikisahkan bahwa empat orang dari pemuda Quraisy dikeluarkan dari rumah Utsman dalam keadaan berlumuran darah dan mereka membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Mereka adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Az Zubair, Muhammad bin Hathib dan Marwan bin Al-Hakam. Pengepungan terakhir Diakhir hari pengepungan yaitu dihari terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu, beliau tidur kemudian pagi harinya mengatakan : Biarlah mereka itu membunuhku. Lalu beliau juga berkata : Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam didalam mimpi, bersama Abu Bakar dan Umar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Wahai Utsman, berbukalah bersama kami". Pada pagi harinya beliaupun berpuasa dan pada hari itu pula beliau terbunuh.



Kronologi pembunuhan

Pengepungan berlanjut hingga pagi hari jumat, yang bertepatan dengan 12 Dzul Hijjah 35 H. Pada waktu itu Utsman Radhiyallahu ‘anhu sedang duduk dirumahnya bersama para sahabat yang berjumlah banyak sekali dan selain mereka yang ingin membela dan melindungi beliau dari kebengisan para pendemo tersebut. Dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu telah memeritahkan mereka untuk keluar dari rumah dan melarang mereka untuk membelanya, namun mereka tetap berkeinginan membela beliau, seperti yang telah disebutkan. Dan terkahir kali, beliau dapat menjadikan mereka menerima perintah beliau, hingga mereka semua keluar dari rumah dan membiarkan beliau sendiri dengan para pendemo itu. Tidak ada yang tersisa dirumah melainkan Utsman dan keluarganya saja. Tidak ada lagi seorang pun yang menjaga Utsman. Lalu beliau membuka pintu rumah.

Pada saat itu beliau Radhiyallahu ‘anhu sedang berpuasa, lalu tiba-tiba masuk seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia melihat beliau Radhiyallahu ‘anhu dia berkata : "Antara aku dan engkau adalah kitabullah", kemudian dia keluar dan meninggalkan Utsman. Tidak berselang lama, masuk seseorang dari Bani Sadus yang dijuluki sebagahi Al-Maut Al-Aswad (Kematian hitam), lalu dia mencekik beliau dan cekikannya seperti tebasan pedang. Dia berkata : "Demi Allah, aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lembut dari lehernya. Aku telah mencekiknya, hingga aku melihat nafasnya seperti jin yang mengalir di tubuhnya".

Kemudian dia menebaskan pedangnya kepada beliau, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu pun menangkisnya dengan tangan beliau, hingga terputus.

Lalu Utsman berkata : "Demi Allah, ini adalah tangan yang pertama kali menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an". Yang demikian itu, karena beliau termasuk para penulis wahyu (al-Qur'an) dan beliau termasuk orang pertama yang menulis mushaf dengan didekte langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Beliau terbunuh dan mushaf berada didepan beliau. Darah mengalir dari potongan tangan beliau hingga mengenai mushaf yang berada didepan beliau yang sedang beliau baca. Darah tersebut jatuh pada firman Allah :

Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[QS.Al-Baqarah : 137].

Ketika pembunuh Utsman –orangnya hitam telah selesai, dia mengangkat atau membentangkan tangannya didalam rumah, seraya berkata : Akulah pembunuh Na'tsal. Ruh beliau yang suci itu pun naik kepada Rabnya dengan penuh keridhaan dan mengadukan kedzaliman para pelakunya. Semoga keridhaan Allah bagi Utsman dan semoga Allah memasukkannya kedalam surga-Nya yang luas bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam serta para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau wafat pada hari jumat pagi 12 Dzul Hijjah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar