Rabu, 27 Juni 2012

:: 10 TIM TERBAIK 2011-2012 EROPA ::


:: 10 TIM TERBAIK 2011-2012 EROPA ::
1:: Juventus FC :: [9.8]

Conte pulang, dan mempersembahkan scudetto pertama untuk Juventus pasca kembali dari Serie B musim 2007/2008. Mereka melakukan pergerakan jitu di jeda kompetisi pada jadwal transfer awal musim. Namun yang terbaik adalah Andrea Pirlo. Datang dari AC Milan dengan status free transfer, ia menghidupkan separuh kehidupan lini tengah Juve yang mati setengah, yang kemudian menjadi lini tengah terkuat di Serie A.
Selain itu, musim ini focus mereka hanya berlaga di kompetisi local. Musim sebelumnya hanya berada di peringkat 7, yang artinya tidak ada jatah untuk masuk kompetisi Eropa manapun di musim 2011/2012. Berkurangnya beban seperti ini, membantu kebugaran skuad si Nyonya Tua terlihat lebih baik.
Mereka menjadi tim yang tidak terkalahkan sepanjang musim dari 38 pertandingan di Serie A. berselisih 4 angka dari AC Milan di peringkat dua. Dan sepanjang laga yang mereka lakoni dari pertengahan tahun 2011 hingga pertengahan 2012, Juventus hanya merasakan satu kali kekalahan; dari Napoli di final Copa Italia.
Lini tengah mereka yang tertajam. Ini menjadi nilai baik, sekaligus nila jelek untuk lini depan mereka yang kalah produktif dibanding lini kedua. Arturo Vidal, Marchisio, dan Pirlo adalah komponen penting di musim ini. Juventus kembali ke trek, dan melakukan perubahan luar biasa dari musim-musim sebelumnya.
Jujur saja, di musim-musim sebelumnya, mereka terkesan tanggung di bursa transfer seperti Liverpool dan Arsenal. Namun, dimusim ini pergerakannya irit. Dan langkah yang sangat tepat saat ‘merebut’ Pirlo.
-------------------------------------------------------------
2:: Borussia Dortmund :: [9.7]

Jurgen Klopp membawa era baru. Sepakbola Jerman selama ini dikenal dengan iklim kompetisi yang ketat dan kualitas tim yang merata antar kontestan. Sejak 10 tahun terakhir, ada Bremen, Munchen, Shalcke 04, VfB Stuttgart, Wolfsburg, dan Dortmund yang keluar sebagai juara Bundes Liga. Dan hanya Bayern Munchen yang mampu juara dua tahun kompetisi beruntun. Sebelum akhirnya dipatahkan Dortmund.

Pada musim ini, Dortmund mempertahankan apa yang sudah mereka raih di musim sebelumnya. Kepergian Nuri Sahin, dan performa yang jelek di LC membuat amatan banyak pihak yakin bahwa era Dortmund selesai seperti Wolfsburg pada musim 2009/2010.

Namun, rekor baru tercipta. Mereka menjadi tim yang mengoleksi poin terbanyak di Bundes Liga I sepanjang masa dengan 81 poin. Selain itu, mereka mengecap double winner pertama sepanjang klub itu berdiri.

Pada bulan Mei, mereka mengalahkan Bayern Munchen di final DFB Pokal, dengan skor telak 5-2. Ini menjadi langkah baru untuk era sepakbola Jerman dalam 10 tahun ke depan. Munchen selama ini lebih sering terlihat di headline berita-berita akhir musim sebagai peraih double winner.

Duo Polandia; Jakub dan Lukasz, ditambah seorang Jepang, Shinji Kagawa, beserta Lukas Barios, lebih dari sekedar unit mematikan. Sokongan lini tengah dan belakang yang bertanggung jawab, membuat pergerakan maju-mundur, patah-menyambung mereka stabil. Jika seandainya harus gelisah, adalah kepergian Shinji Kagawa yang diakhir musim menyeberang ke tanah Inggris, merapat ke Manchester United. Tapi tenang saja, Nuri Sahin yang dilepas ke Madrid pada awal musim 2011/2012 tidaklah meruntuhkan kaki-kaki pemain yang lain. Demikian juga seharusnya dengan respon kepergian Kagawa.
-------------------------------------------------------------
3:: Real Madrid :: [9.6]

Apa yang dilakukan oleh Mou bersama Real Madrid dimusim ini sudah bisa diperkirakan sejak musim lalu. Pencapaian mereka luar biasa. Meraih 100 poin, terbanyak di liga sepanjang masa, sekaligus mematahkan rekor Barcelona di musim-musim sebelumnya, 99 poin. Gelontoran gol mereka juga mengagumkan. Terutama trisula maut Ronaldo-Benzema-Di Maria. Tetapi, cacatnya masih terlihat di lini belakang yang bermain terlalu keras walau masih bisa ditolerir.

Pada musim lalu, Madrid juga berada di urutan ketiga dari daftar yang saya buat. Sejujurnya saya kecewa dengan apa yang mereka capai dari segi trofi dan kompetisi. Dengan skuad yang dalam dan berkualitas terbaik dunia di setiap lini, seharusnya mereka bisa meraih Liga Champions.

Kesenjangan kualitas yang terjadi antara Madrid dan competitor lain di La Liga sangatlah jauh. Kemenangan yang mereka raih itu wajar dan tidaklah luar biasa. Termasuk poin dan jumlah gol tersebut. Ini ibarat pemain universitas melawan pemain junior U-11.

Namun nilai penting terlihat dari progress mereka setelah melewatkan musim perdana sejak ditangani Mourinho. Di Maria, Ronaldo, Benzema, Pepe, Marcelo, Casillas, Ozil, dan Alonso menjadi sangat matang. Perkembangannya dalam satu musim mencapai 4x lipat dari potensi semula. Jika Barcelona disebut segerombolan alien, maka Madrid dimusim depan bisa disebut terminator-nya sepakbola yang tanpa cela.
-------------------------------------------------------------
4:: FC Barcelona :: [8.8]

Titik tolaknya adalah jenuh. Kualitas fisik mereka yang terkuras sepanjang 3 musim mulai terlihat. Lebih dari separuh skuad adalah pemain yang merasakan sixtuple pada 3 musim kebelakang. Dan dalam satu musim dari 2008/2009, hingga 2011/2012 ini, mereka selalu meraih minimal 1 trofi.

Terutama pemain inti seperti Valdes, Pique, Puyol, Alves, Abidal, Busquet, Xavi, Iniesta, Messi, yang sejak 4 tahun lalu tak berubah, telah meraih semua gelar di ajang prestis local dan continental, bahkan dunia. Dilevel timnas sendiri Messi hanya belum meraih Copa America dan World Cup. Walau telah meraih Olimpiade 2004 dan 2008, lalu World Cup junior, sendirian, hanya Messi yang masih belum terlihat jenuh. Sedangkan skuad Spanyol, telah meraih EURO dan WC secara beruntun.

Ini yang harus ditekan untuk menghadapi musim mendatang. Musim ini penampilan mereka turun 30%. Lini belakang mulai goyah seiring termakan usianya Puyol sebagai komandan. Iniesta juga harus secepatnya nyetel dengan pendatang baru, karena Xavi juga mulai rapuh secara fisik dan umur.

Namun, penurunan performa ini tidaklah seburuk itu. musim ini, Pep, yang pada akhir musim memilih mundur sebagai pelatih, lebih banyak memainkan muda-muda seperti Cuenca, Tello, Dos Santos, Thiago. Kemudian juga memainkan pemain cadangan dan rotasi berulang-ulang seperti yang terjadi pada Fabregas, Adriano, Mascherano, Alexis, dan Pedro. Ada kesan ia ingin mematangkan pemain dan membuat semua mesin panas. Sehingga, pada musim baru mendatang, semua pemain sudah siap tempur meraih apapun terutama trofi Liga. Termasuk menghancurkan Madrid sebelum menjadi sekumpulan terminator.
-------------------------------------------------------------
5:: Montpellier :: [8.3]

Rene Girard membawa era baru, seperti yang dilakukan oleh Jurgen Klopp. Di Perancis, ia membuka kesuksesan yang tak terkira untuk tim seperti Montpellier. Baru saja promosi ke Ligue 1 di musim 2008/2009, 3 tahun kemudian jadi juara.

Kolektifitas mereka mengagumkan. Namun, yang paling penting itu adalah kedalaman skuad. Mereka mengabaikan semua tekanan. Walau, tentu saja; tekanan akan muncul apabila pencapaian kita melebihi target. Muncul ketakutan akan gagalnya mempertahankan keunggulan yang sudah ada.

Tapi, PSG yang sejak awal musim sudah garang dan panas, ternyata gagal. Lille, Bordeaux, Lyon, dan Marseille apalagi. Satu-satunya alasan yang membuat mereka bisa meraih puncak tangga kompetisi ini adalah; ini mungkin akan terjadi sekali seumur hidup, dan mereka tidak ingin melewatkannya. Ya, kekuatan perjuangan untuk hanya merasakan sekali saja.
-------------------------------------------------------------
6:: Manchester City :: [7.9]

Di semester pertama, mereka mengangkangi MU sebagai penguasa Manchester dengan skor 6-1 di Old Trafford. Berselisih 5 poin dan bermain stabil. Namun memasuki semester kedua, mereka mulai goyah. Sindrom yang biasa menyerang tim unggulan baru.

Di LC, mereka kalah bersaing dengan Napoli dan Munchen. Sedang di FA mereka tumbang dari Liverpool. Abaikan Carling Cup, satu-satunya yang bergengsi untuk diraih adalah Barclays Premier League. Kegagalan mereka di 3 ajang tersebut membantu mereka focus di partai Liga.

Sampai pada akhirnya tertinggal dari Manchester United, dan terseok-seok dipartai selanjutnya. Namun, menjelang tutup musim, saat pertandingan tinggal 4 partai, mereka mengejar dan menghidupkan asa lagi. Untuk juara tentunya.

Pada partai pamungkas, mereka menang dramatis dari QPR. Pada partai lain, MU juga sudah unggul 2-1 atas lawannya, dan telah siap memastikan gelar juara. Memasuki injury time, mereka masih tertinggal 1-2. Namun keajaiban terjadi saat Aguero dan Dzeko membobol gawang QPR lalu membawa keunggulan 3-2.

Mereka telah meraih prestasi luar biasa. Gelar BPL yang sudah sekian puluh tahun dirindu, akhirnya sampai juga ke tuan tanah. Tim ini sudah mulai terbentuk. Jika bertahan 2-3 musim ke depan, dan berpenampilan stabil, bukan tidak mungkin mereka juara Eropa.

Secara keseluruhan penampilan mereka bagus, namun masih harus mempertahankan stabilitas dalam setahun.
-------------------------------------------------------------
7:: Atletico Madrid :: [7.2]

Ini debutnya Diego Simone. Falcao, lalu Diego Ribas. Mereka lebih terkesan praktis daripada taktis. Aliran bolanya khas tanah spanyol dan latin. Ekspektasi mereka melebihi apa yang sudah diperkirakan orang. Seperti saat menjadi kampiun 2010 di Europa League, pencapaian mereka sangat diluar target. Langkah mencengangkan justru diayunkan pada kompetisi Eropa kelas dua. Secara keseluruhan, Atleti banyak memainkan pola local. Hanya saja, jika dikompetisi domestic, pola itu justru dibumi hanguskan kontestan lainnya.

Diego Simone yang memulai debutnya tahun ini, berhasil membuka catatan baik untuk karir kepelatihannya. Ia menerapkan pola yang sama saat masih aktif sebagai pemain. Tekanan untuk membatalkan lawan agar tidak melanjutkan serangannya. Otomatis lini tengah mereka luar biasa sibuk. Dan khusus untuk pemain ofensif, mereka tidak kerepotan karena tidak harus membantu pertahanan. Oleh karena itu Falcao dan Diego punya keleluasaan yang tidak terbatas dan menjadi tumpuan tim. Walau sebenarnya Diego masih angin-anginan.
-------------------------------------------------------------
8:: Bayern Munchen :: [7.1]

saya tidak tahu apa yang salah dengan mereka. mendapatkan kesempatan tampil di 2 final kompetisi sistem gugur. Ditambah kompetisi Bundesliga, mereka berpeluang sangat besar meraih treble winner dimusim 2011/2012.

Namun, satu persatu peluang lepas dan lesap. Pertama di putaran liga; mereka harus menyerah saat kompetisi masih menyisakan 2 laga, karena selisih poin yang cukup jauh. Kemudian memasuki bulan Mei, FC Hollywood menyerah dari Dortmund di final DFB Pokal dengan skor telak 2-5.

Namun, saat itu mereka sukses menembus final Liga Champions Eropa setelah menyingkirkan Real Madrid di semifinal lewat adu pinalti. Hingga akhirnya, ajang ini menjadi pelampiasan kegagalan mereka di 2 kesempatan sebelumnya.

Yang paling menjengkelkan adalah, dua kali digagalkan oleh Dortmund. Sehingga final Liga Champions adalah peluang untuk mengembalikan harga diri. Chelsea sendiri juga telah menyingkirkan favorit lain, Barcelona di semifinal. Jadi, pertemuan mereka di final, bisa dibilang seru walau banyak yang meragukan The Blues bisa menerima permainan Munchen.

Namun ternyata, Chelsea lebih beruntung daripada Munchen, dan Munchen melengkapi 2 kesialan mereka, menjadi 3. Kalah adu pinalti, walau sukses melewati babak yang sama di semifinal.

Mengenai kegagalan di final LC, saya sudah melihat bibit itu dari semifinal saat mereka bertemu Madrid, karena difinal harus kehilangan beberapa pemain inti akibat akumulasi kartu. Sedang di Liga dan DFB Pokal, saya hanya bisa menyalahkan konsistensi dan suasana psikis mereka. komposisi tim tidak kekurangan apapun. Setiap lini stabil, bahkan beberapa pemain sangat menonjol.

Hingga akhirnya, sepakbola lebih dari sekedar kemampuan teknis. Melainkan situasi psikis dan keberuntungan.


-------------------------------------------------------------
9:: Atletico Bilbao :: [7.08]

Ini seharusnya jadi yang luar biasa. Namun secara personal, Marcelo Bielsa lah yang patut dibilang luar biasa. Walau kita tidak bisa mengabaikan peran Llorente, Iker Muniain, dan Gabilondo. Namun, pencapaian mereka menembus 2 final kompetisi; Europa League dan Copa del Rey, telah mengibarkan Ikkurina sepanjang jalan di Bilbao tanda sukacita.

Namun, lawan yang harus mereka hadapi di dua final itu, levelnya jauh berada diatas mereka. di kompetisi Eropa, mereka harus melawan Atletico Madrid. Dan seperti yang sudah diperkirakan, mereka dihantam 0 – 3. Sedang difinal Copa del Rey, Barcelona juga terlalu superior dengan menggasak mereka 0 – 3.

Secara keseluruhan, pencapaian dengan masuk 2 final kompetisi ini telah membuka era baru bagi Bilbao. Kolektifitas mereka komplit, dan padu. Jadi, untuk musim depan, peringkat di La Liga seharusnya jauh lebih baik jika tak ada pemain utama yang dijual.
-------------------------------------------------------------
10:: Chelsea :: [5.1]

Jujur saja, Chelsea tidak seharusnya berada didaftar ini. Apa yang mereka dapatkan tidak lebih dari sekedar menciptakan peluang, lalu memanfaatkan keberuntungan. Bisa dibilang mereka terlalu beruntung. Tetapi, berbeda saat meraih FA Cup, mereka tidak lagi memanfaatkan keberuntungan. Justru bermain kesetanan.

Yah, Liverpool yang beberapa hari kemudian membalas kekalahan di final FA Cup dengan kemenangan telak 4-1 dipartai Liga, tetaplah tidak mengubah pencapaian Chelsea. Kemenangan Liverpool dengan skor mencolok di partai liga, tidaklah merebut trofi FA dari Chelsea. Jadi santai saja.

AVB yang didatangkan diawal musim; setelah membawa Porto treble winner. Chelsea malah acakadut dan berantakan. Pola mereka tak beraturan. Hanya sekedar main, karena pemain lebih sering berada disituasi dan posisi yang tidak menjadi spesialisasi mereka. mereka garang, tapi kadang melempem.

Abramovich akhirnya habis kesabaran, setelah melewatkan bulan kasih sayang, Februari, dengan tidak meraih kemenangan sedikitpun. Ia mendepak Villas Boas, lalu menaikkan De Matteo sebagai penggantinya.

De Matteo tahu ia harus memperbaiki apa-apa yang sedang salah. Jadi, permainan aman dan jitu adalah solusinya. Istilah baru pun mulai muncul; memarkirkan bus. Terutama saat menjamu Barcelona di semifinal LC.

Chelsea condong bertahan dan mengincar serangan balik. Tetapi percayalah, hasilnya memuaskan. Drogba kembali buas, Torres menemukan momen kebangkitannya.

Seperti koin yang memiliki dua sisi berbeda, menjengkelkan dan mengagumkan; ternyata mereka meraih double winner, lho!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar