Kenalan ? hayuk!
Tetapi sayang, kita terkadang
terlalu minder untuk memulai perkenalan dengan orang lain, atau lingkungan
baru. Tapi itu (sedikit) mendingan daripada yang sok asik atau, sok yes saat
berkenalan.
Apalagi media komunikasi yang kian
hari kian beragam. Dimana seharusnya malah mempermudah akses kita untuk masuk
ke lingkungan baru, dan berkenalan dengan orang banyak. Tetapi pada akhirnya,
berkenalan akan membawa kita pada sebuah pertemuan frontal.
Dalam agama Islam, dan adat
ketimuran, ada etika berkenalan dan ada etika berinteraksi dengan orang-orang
yang baru dikenal pertama kali. Salah satunya adalah meniadakan kesan angkuh,
senyum, salam, sapa, dan memperlakukan lawan bicara dengan baik.
Selain itu, etika-etika tersebut
akan mempermudah kita kalau-kalau seandainya nanti mendadak grogi atau “blank”
karena bingung mau memulai perkenalan itu dari mana, padahal sudah kebelet. Oke!
Daripada lama-lama, coba baca dulu tulisan dibawah ini ;
MULAILAH
DENGAN NIAT YANG BAIK.
Sesungguhnya segala sesuatu itu
tergantu niat. Dan, apa niat anda untuk yang satu ini ?
Komunikasi adalah nutrisi sosial. Dan
seperti suplemen, anda juga harus selektif memilih mana yang baik dan mana yang
buruk untuk tubuh anda. Niat yang baik membantu kehidupan anda jadi lebih baik.
Berkenalanlah dengan orang-orang
baru yang anda temui, bisa berarti baik jika mereka punya hal positif yang bisa
anda serap.. Berkenalanlah dengan tukang ojek untuk mempermudah transportasi
umum anda. Berkenalanlah dengan tukang sate untuk mempermudah langkah anda jika
mendadk anda diserang lapar tengah malam. Tapi jangan berkenalan dengan
gadis-gadis kalau anda hanya ingin mencabuli mereka !
Mulailah berniat yang baik, untuk
perkenalan yang berbuah baik.
AWALI
DENGAN YANG RINGAN-RINGAN.
Jangan terburu-buru untuk menanyakan
kapan bisa bertemu lagi, atau kapan anda bisa mengajaknya jalan-jalan sore. Skenario
kan bahwa anda dan dia selalu seperti tak sengaja bertemu. Atau kalau perlu diikuti
komentar + pertanyaan sederhana seperti “Rapih
banget. Mau kemana ?” .
Jika komunikasi intens anda justru
terjadi di jejaring sosial, maka komentarilah aktifitasnya, postingannya, dan
status-status apdetan-nya dengan komentar-komentar ringan. Dan jangan memuji
berlebihan seperti soal statusnya, missal “ea, bener sekali.. kamu bijak ea..!”
Orang yang baru dikenal, sulit
menerima pujian seperti itu. kesimpulan yang mereka buat bisa jadi
bermacam-macam. Mulai dari kesimpulan kalau anda orang yang sok yes, orang yang
sok pintar, orang yang sok gaul, atau sok kenal sok dekat.
Batasi kata-kata anda jangan sampai
terdengar norak apalagi kampungan. Jika tidak tahu harus berkata apa, abaikan kehadirannyadan
tunggu kesempatan selanjutnya.
Manusia itu punya naluri yang sama
seperti hewan meski kadarnya tentu berbeda. Manusia juga bisa merasa tidak
nyaman dan merasa terganggu jika anda terlalu sering mengomentari aktifitas
kesehariannya.
MENJAGA
JARAK.
Bersikap sok asik dan sok kenal itu
menyebalkan, terutama menurut perempuan. Tetapi itu mungkin tidak masalah, kalau
mereka orang yang terbuka dan hangat. Tetapi saya sarankan, tetaplah menjaga
jarak dalam berkomunikasi dengan mereka.
saya sudah berkenalan dengan banyak
orang dalam beberapa tahun ini, dan kesimpulan yang saya tarik sama ; bahwa
kita harus bisa menjaga jarak.
Kadang, ada diantara mereka yang
kurang senang kehidupan pribadinya kita komentari. Atau bisa jadi niat baik
kita untuk membantu, malah di sebut sebagai sikap “Sok ikut campur!”. Jika sudah begini, agak sulit untuk membangun
reputasi baik anda di depan mereka.
SOPAN.
Menjaga jarak bisa dikategorikan
bersikap sopan. Namun bukan Cuma itu saja. Masih ada kategori berbicara,
bersikap, bergaya, dan berdandan yang menjadi poin kesopanan. Orang yang
bersikap brutal tidak pernah mendapatkan respek, kecuali untuk sesama orang
brutal.
Dan mengenai apa saja yang termasuk
kategori sopan, sepertinya tak perlu disebutkan satu-satu, kan ?
Kalau bingung, coba buka Al – Qur’an,
hadits-hadits Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wasallam, dan buku-buku
tokoh keagamaan.
HUMORIS,
TERTAWA LEPAS, DAN…. SANTAI.
Ada saat-saat dimana orang lain
sedang butuh tawa dan suasana ceria yang anda bawa. Anda tidak harus pandai
melawak seperti komedian di televisi, yang penting berbicara santai, bisa
menemukan timing apa penempatan waktu, dan jangan pernah menahan tawa.
Asal jangan tertawa terbahak-bahak
seperti gangster! Jaga imej memang penting, tetapi jangan terlalu membatasi
diri.
JANGAN
PERNAH BERBOHONG SOAL SIAPA DIRI ANDA.
Orang-orang biasanya menyampaikan
informasi dusta saat berkenalan, dengan alasan ; “Membuat mereka lebih tertarik”. Padahal hal ini tidak perlu
terjadi. Ketika anda memanipulasi informasi pekerjaan, profesi orang tua, dan kondisi
ekonomi, anda mungkin bisa menarik perhatian mereka pada saat itu.
Tetapi, jika faktanya terbongkar dikemudian
hari, baik cepat ataupun lambat, sesuatu yang buruk telah siap untuk terjadi.
Sebenarnya, anda hanya perlu
menyampaikan informasi fakta tentang diri anda secara hati-hati dan
pelan-pelan. Anda hanya perlu menyampaikan hal tersebut di waktu yang tepat,
hingga orang-orang bisa menerima fakta tersebut.
Anda tidak perlu malu jika
seandainya profesi anda hanya seorang petani, atau anda bukanlah orang kaya. Ada
satu tips rahasia yang saya dapat dari Al – Qur’an, Hadits, dan riwayat hidup
Rasulullah SAW, supaya orang-orang bisa menerima anda dalam pergaulan elit. Yakni
; menjaga akhlak, mengamalkan adab memperlakukan orang lain, serta menjaga
harga diri anda untuk tidak melakukan hal-hal yang memalukan.
Anda harus tahu kalau merokok itu
justru semakin menyudutkan pandangan orang terhadap anda. Tertawa terbahak-bahak
di depan umum seperti orang gila itu jelas-jelas men-cap anda sebagai orang
yang tidak tahu malu.
IKUTILAH
CARA MEREKA BERBICARA.
Anda tidak perlu kaku dan formal
saat berhadapan dengan orang yang bersikap santai. Kadang-kadang juga ada yang berbicara
dengan bahasa resmi, lalu anda hanya perlu mengikuti mereka seperti mereka
berbicara kepada anda.
Karena dengan mengikuti cara mereka
berbicara, ada semacam kecocokan dan berpotensi menimbulkan rasa nyaman dari
lawan bicara. Tapi, sedikit hati-hati karena ada beberapa diantara mereka yang
sensitive.
Jika anda berbicara selenge’an
karena dia juga seperti itu, bisa jadi mereka menangkap kesan bahwa anda sedang
menyindir cara bicaranya.
---------------------------------------------------------------
Nah, dengan trik-trik diatas,
rasanya proses berkenalan dan proses interaksi lanjutan anda dengan mereka,
terasa jadi lebih baik dan terarah. Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar