Jumat, 20 April 2012

Cerita Para Syuhada :: Khalifah Umar bin Khattab

Pada 24 Zulhijjah 23 Hijriyyah, Khalifah Umar ibn Khattab wafat. Mati sebagai syuhada setelah ditikam oleh budak Mughirah, yang bernama Abu Lu’lu’ saat mengimami shalat shubuh.

Abu Ma’syar berkata, “Umar wafat pada tanggal 25 Dzulhijjah tepat penghujung tahun 23 Hijriyyah. Masa kekhalifahannya 10 tahun 6 bulan 4 hari. Setelah itu, Utsman di bai’at menjadi khalifah. Saat beliau wafat, ia berusia 63 tahun. Namun dalam riwayat lain disebut 57 tahun. Beliau masuk Islam saat berusia 27 tahun dan mengikuti semua perang, termasuk perang Badar, beserta perang-perang lainnya.

-----------

Fajar tampak menyemburat di kaki langit Madinah. Bulan separuh dan gemintang masih terlihat di sisi langit yang lain. Tidak ada angin, tapi udara terasa dingin. Sementara dari mesjid Nabawi, Madinah, suara adzan shubuh menggema.

Dengan mengenakan jubah yang ditambal di sana sini bergegas menuju mesjid. Konon, wajahnya memancarkan cahaya. Dan didalam mesjid, kaum muslimin yang hendak shalat berjama’ah sudah bersiap-siap dan sudah ramai. Sesaat kemudian, muazzin melantunkan iqamah.

Khalifah Umar berjalan di sela-sela shaf sambil berkata, “Sawwuu shufufakum. Luruskan shaf kalian.”

Setelah shaf lurus dan lapang, Imam Umar maju, dan mulai bertakbir. Pada raka’at pertama beliau membaca surat Yusuf, surat yang agak panjang, sehingga tidak ada yang masbuq.

Namun, ketika hendak bertakbir, ia menjerit, “Aku ditikam!” Seketika ia rubuh dan darah pun mulai menetes dan merembes, membahasa jubahnya, lalu mengalir membahas lantai mihrab.

Seseorang telah menikam Khalifah Umar, ia berdiri di shaf pertama, tepat dibelakang khalifah. Orang itu kemudian lari sambil membawa belati yang jadi barang buktinya. Belati bermata dua, dan setiap melewati satu shaf dia mengayunkankan serta menikam belatinya itu ke kiri dan ke kanan, sehingga melukai 13 orang yang 7 orang diantaranya meninggal.

Ketika melihat peristiwa itu, salah satu dari kaum muslimin melemparkan burnus (kain penutup kepala) untuk menangkapnya. Tahu ia tidak akan bisa lolos, budak kafir pelaku pembunuhan itu bunuh diri.

Orang-orang yang ada di sudut mesjid tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka tidak mendengar suara Umar bin Khattab. Sebagian dari mereka ada yang mengucapkan, Subhanallah.

Sementara itu, Umar menarik tangan Abdurrahman bin Auf dan menyuruhnya maju menjadi Imam. Maka Abdurrahman bin Auf pun menjadi Imam shalat menggantikan Umar bin Khattab. Ia memendekkan bacaannya.

Selesai mengerjakan shalat, Umar bin Khattab berkata kepada Abdullah bin Abbas yang memangku kepalanya, “Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa yang menikamku.”

Ibnu Abbas pergi, sesaat kemudian dia kembali dan berkata, “Yang menikammu adalah budak milik Al Mughirah.”

“Budak yang lihai bertukang itu ?” tanya Umar.

“Ya.”

“Semoga Allah membinasakannya. Padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan. Alhamdulillah yang telah menjadi sebab kematianku di tangan orang yang tidak beragama Islam…”

Abdullah bin Abbas segera membopong Umar kerumahnya. Jama’ah yang lain ikut serta. Orang-orang terlihat panik, seolah-olah mereka tidak pernah terkena musibah seberat ini.



“Katakanlah, Umar Meminta Izin…”

Napas Umar mulai putus-putus. Semua orang mengitarinya.

“Aku ingin, ketika aku meninggalkan dunia ini, aku berada dalam kondisi rezqi yang apa adanya. Tiada kewajiban yang kubayar dan hak yang harus ku ambil. Sungguh persahabatanku dengan Rasulullah suci murni.”

“Seandainya aku memiliki emas sepenuh bumi, sungguh akan kupergunakan untuk menebus diriku dari malapetaka hari Kiamat. Adapun perkara kekhalifahan aku serahkan permusyawaratannya kepada Utsman bin Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Zubair, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas.”

Umar kemudian memanggil anaknya, Abdullah, dan berkata, “Wahai Abdullah, periksalah berapa jumlah hutangku semua.”

Setelah dihitung, ternyata Umar sekitar 86 ribu. Maka Umar berkata, “Jika harta keluarga Umar cukup untuk menutupinya, bayarkan dengan harta mereka. jika tidak, tolong minta sisanya pada Bani Addi. Bila tidak cukup juga, tolong minta kepada kaum Quraisy."

“Abdullah, pergilah ke hadapan Ummul Mu’minin Aisyah, katakana kepadanya, Umar membacakan salam untuknya. Dan jangan bilang Amirul Mu’minin, karena sekarang aku bukan pemimpin orang beriman lagi. Katakanlah kepadanya, Umar meminta izin untuk dikebumikan dengan dua orang sahabat utamanya, Muhammad dan Abu Bakar.”

Abdullah pun segera menghadap Aisyah, ia melihat Aisyah sedang duduk menangis dirumahnya.

Abdullah berkata, “Wahai Ummul Mu’minin, Umar menitipkan salam kepadamu. Ia juga meminta izin untuk dimakamkan bersama dua sahabat tercintanya.”

“Aku juga menginginkan demikian. Sebuah kebahagiaan bagi umat Islam untuk mengubur jasad Umar disamping haribaan Rasulullah SAW dan Abu Bakr,” jawab Siti Aisyah.

Lalu Abdullah pun menghadap Umar kembali.

“Wahai Ayah, Ummul Mu’minin telah memberikan izin untukmu.”

“Alhamdulillah. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang lebih penting daripada itu.”


---

Umar kemudian wafat 3 hari kemudian, setelah peristiwa penikaman tersebut. Ia dikebumikan pada hari Ahad, di awal bulan Muharram tahun 24 Hijriyyah, di kamar Nabi SAW dan disamping Abu Bakr.

Cerita Para Syuhada :: Khalifah Utsman bin Affan

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengabarkan beliau dan selainnya dari para sahabat berulang-ulang bahwa akan terjadi fitnah yang akan menimpa Utsman dan para sahabat beliau yang berada diatas kebenaran. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengisyaratkan untuk mengikuti beliau (Utsman) ketika terjadi fitnah.

Diantara yang shohih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang hal ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah menyebutkan adanya fitnah. Lalu ada seseorang yang lewat dan Nabi berkata :”Orang yang memakai penutup muka ini akan terbunuh pada saat itu.” Abdullah bin Umar mengatakan :”Aku melihat (orang tersebut) adalah Utsman bin Affan.”

Ka’ab bin Murrah al-Bahzizmeriwayatkan kisah yang serupa dengan yang diatas. Beliau telah mendengar Rasulullah n menyebutkan tentang fitnah, lalu tiba-tiba Utsman datang dalam keadaan memakai penutup muka dan beliau mengisyaratkan kepada Utsman, seraya berkata :”Orang ini dan para sahabatnya diatas kebenaran dan petunjuk.”

Baik kedua riwayat ini untuk satu kisah atau dua, semuanya mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan akan terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu dalam fitnah. Dan riwayat Ka’ab menambahkan bahwa beliau dan para sahabatnya diatas kebenaran ketika terjadinya fitnah ini.

Diantara yang menunjukkkan bahwa Ka’ab ingin mengetahui lebih jelas siapa orang yang dimaksud oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Maka dia pun mendatangi orang tersebut dan memegangi kedua pundaknya ternyata dia adalah Utsman bin Affan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyambutnya. Ka’ab mengatakan : Apakah ini orangnya ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya : ya.

Diantaranya pula apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairahz, yang demikian itu ketika beliau meminta izin kepada Utsman pada waktu pengepungan (terhadap rumah beliau) untuk berbicara kepada beliau. Ketika beliau mengizinkannya, beliau (Abu Hurairah) berdiri dan memuji Allah kemudian berkata :



”Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda : :”Sesungguhnya kalian akan menemui sepeninggalku fitnah dan perselisihan. Salah seorang mengatakan : Apa yang kita lakukan, ya Rasulullah ? Beliau menjawab, wajib bagi kalian bersama al-Amin dan para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau menunjuk kepada Utsman.



---------------

Ketika Utsman Radhiyallahu ‘anhu melihat bahwa ajakan untuk berdamai dengan mereka tidak berhasil, bahkan pengepungan mereka terhadapnya semakin menjadi-jadi, beliaupun bermusyawarah dengan Abdullah bin Salamz. Abdullah bin Salam pun memberikan isyarat agar beliau menahan diri dari memerangi mereka, agar hal tersebut semakin bisa menjadi hujjah bagi beliau di sisi Allah kelak. Abdullah bin Salamzberkata kepada beliau :

"Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu".

Dan ketika para sahabat menyaksikan kebengisan orang-orang yang mengepung beliau dan merekapun mengkhawatirkan diri Utsman Radhiyallahu ‘anhu, maka sekelompok dari mereka mendatangi beliau serta menawarkan untuk membela beliau, namun Utsman Radhiyallahu ‘anhu menolak tawaran tersebut. Kemudian mereka mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan menawarkan kembali dengan lebih bersemangat lagi, namun beliau tetap menolaknya dengan sangat. Dan ketika para sahabat melihat perkara tersebut sudah amat membahayakan, mereka bersiap-siap untuk berperang demi membela beliau.

Sebagian mereka masuk ke rumah Utsman, akan tetapi beliau Radhiyallahu ‘anhu telah bertekad untuk tidak mengadakan perlawanan sama sekali, sehingga hal ini mencegah mereka untuk merealisasikan keinginan mereka yang mendalam untuk membela beliau Radhiyallahu ‘anhu.

Haritsah bin An-Nu'man Radhiyallahu ‘anhu pernah datang kepada beliau yang dalam keadaan terkepung, seraya berkata : "Jika anda mau, maka kami akan berperang membelamu".

Dan datang kepada beliau pula Al-Mughirah bin Syu'bah dan Abdullah bin Az-Zubair, bahkan Ka'ab bin Malik mengerahkan orang-orang Anshar untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata :

"Wahai kaum Anshar, jadilah kalian sebagai penolong (agama) Allah" (2x). Maka orang-orang Anshar pun datang kepada Utsman dan mereka berdiri didepan pintu beliau. Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu pun menemui beliau, sambil berkata : "Mereka orang-orang Anshar telah ada didepan pintu, jika engkau mau, maka kita adalah para penolong (agama) Allah" (2X), namun beliau tetap menolak. Beliau berkata : "Aku tidak membutuhkan hal ini, tahanlah diri-diri kalian".

Hasan bin Ali juga mendatangi beliau dan berkata kepada beliau : "Apakah perlu aku menghunuskan pedangku ?" Beliau menjawab : "Tidak, aku berlepas diri kepada Allah dari menumpahkan darahmu, masukkan pedangmu dan kembalilah kerumah ayahmu !" Pada saat para sahabat telah melihat bahwa perkaranya telah membesar, sebagian mereka bertekad untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, meski tanpa meminta pendapat beliau.

Sebagian diantara mereka masuk kerumah Utsman dengan bersiap-siap untuk berperang. Dan Abdullah bin Umari Radhiyallahu ‘anhu telah berada dirumah beliau, dengan menghunuskan pedang serta memakai baju perang untuk membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu, akan tetapi Utsman tetap berkeinginan agar dia keluar dari rumahnya, karena dikhawatirkan dia akan terbunuh oleh para pendemo.

Demikian pula dengan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau telah menghunuskan pedang dan masuk kerumah Utsman serta berkata : Wahai Amirul Mukminin, bolehkah aku membelamu ?

Beliau menjawab : Wahai Abu Hurairah, apakah engkau suka untuk membunuh semua orang ini dan aku pula ? Beliau menjawab : Tidak. Utsman berkata : Demi Allah, sesungguhnya jika engkau membunuh salah satu orang saja, maka seolah-olah engkau telah membunuh semuanya. Maka beliau pun kembali dan tidak berperang. Didalam riwayat lain : bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu sudah menghunuskan pedangnya hingga Utsman melarang beliau. Abu Hurairah pun berdiri seraya berkata : Tidakkah kalian ingin aku beritahu sesuatu yang pernah didengar oleh telingaku dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ? Mereka menjawab : Ya.

Beliau lalu berkata : Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : " Akan datang setelahku nanti berbagai fitnah dan tragedy. Kami lalu bertanya : Lalu bagaimana menyelamatkan diri darinya, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : (Pergilah) kepada seorang yang amin/amanat dan tentaranya, dan beliau menunjuk ke arah Utsman. Orang-orang itu pun berdiri, seraya berkata : "Mata-mata kami telah menguatkan kami, maka ijinkan kami untuk berjihad". Tapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab : "Tetaplah kalian mentaati perintahku yaitu agar tidak berperang".

Hasan bin Ali dan saudaranya Husein, Ibnu Umar, Ibnu Az-Zubeir dan Marwan, mereka semua pergi dengan membawa persenjataan lengkap hingga masuk ke rumah Utsman. Lalu Utsman berkata : "Hendaklah kalian kembali, letakkan senjata dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian". Ibnu Siirin Rahimahullahu berkata : Ada 700 sahabat yang bersama Utsman di rumah beliau. Oleh karena itu, tampak jelas tuduhan dusta kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar bahwa mereka tidak mau menolong Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Setiap riwayat yang terdapat tuduhan tersebut, tidak lepas dari cacat, bahkan lebih dari satu cacatnya baik dalam sanad atau matannya.


Perang ketika pengepungan

Didalam riwayat yang shahih dikisahkan bahwa empat orang dari pemuda Quraisy dikeluarkan dari rumah Utsman dalam keadaan berlumuran darah dan mereka membela Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Mereka adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Az Zubair, Muhammad bin Hathib dan Marwan bin Al-Hakam. Pengepungan terakhir Diakhir hari pengepungan yaitu dihari terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu, beliau tidur kemudian pagi harinya mengatakan : Biarlah mereka itu membunuhku. Lalu beliau juga berkata : Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam didalam mimpi, bersama Abu Bakar dan Umar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Wahai Utsman, berbukalah bersama kami". Pada pagi harinya beliaupun berpuasa dan pada hari itu pula beliau terbunuh.



Kronologi pembunuhan

Pengepungan berlanjut hingga pagi hari jumat, yang bertepatan dengan 12 Dzul Hijjah 35 H. Pada waktu itu Utsman Radhiyallahu ‘anhu sedang duduk dirumahnya bersama para sahabat yang berjumlah banyak sekali dan selain mereka yang ingin membela dan melindungi beliau dari kebengisan para pendemo tersebut. Dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu telah memeritahkan mereka untuk keluar dari rumah dan melarang mereka untuk membelanya, namun mereka tetap berkeinginan membela beliau, seperti yang telah disebutkan. Dan terkahir kali, beliau dapat menjadikan mereka menerima perintah beliau, hingga mereka semua keluar dari rumah dan membiarkan beliau sendiri dengan para pendemo itu. Tidak ada yang tersisa dirumah melainkan Utsman dan keluarganya saja. Tidak ada lagi seorang pun yang menjaga Utsman. Lalu beliau membuka pintu rumah.

Pada saat itu beliau Radhiyallahu ‘anhu sedang berpuasa, lalu tiba-tiba masuk seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia melihat beliau Radhiyallahu ‘anhu dia berkata : "Antara aku dan engkau adalah kitabullah", kemudian dia keluar dan meninggalkan Utsman. Tidak berselang lama, masuk seseorang dari Bani Sadus yang dijuluki sebagahi Al-Maut Al-Aswad (Kematian hitam), lalu dia mencekik beliau dan cekikannya seperti tebasan pedang. Dia berkata : "Demi Allah, aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lembut dari lehernya. Aku telah mencekiknya, hingga aku melihat nafasnya seperti jin yang mengalir di tubuhnya".

Kemudian dia menebaskan pedangnya kepada beliau, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhu pun menangkisnya dengan tangan beliau, hingga terputus.

Lalu Utsman berkata : "Demi Allah, ini adalah tangan yang pertama kali menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an". Yang demikian itu, karena beliau termasuk para penulis wahyu (al-Qur'an) dan beliau termasuk orang pertama yang menulis mushaf dengan didekte langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Beliau terbunuh dan mushaf berada didepan beliau. Darah mengalir dari potongan tangan beliau hingga mengenai mushaf yang berada didepan beliau yang sedang beliau baca. Darah tersebut jatuh pada firman Allah :

Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[QS.Al-Baqarah : 137].

Ketika pembunuh Utsman –orangnya hitam telah selesai, dia mengangkat atau membentangkan tangannya didalam rumah, seraya berkata : Akulah pembunuh Na'tsal. Ruh beliau yang suci itu pun naik kepada Rabnya dengan penuh keridhaan dan mengadukan kedzaliman para pelakunya. Semoga keridhaan Allah bagi Utsman dan semoga Allah memasukkannya kedalam surga-Nya yang luas bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam serta para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau wafat pada hari jumat pagi 12 Dzul Hijjah .

Ronaldo (Cristiano) & Cheetah ?

Ronaldo dan Cheetah ?Tapi sebenarnya Cristiano Ronaldo lebih mirip seekor kijang. Dia berjingkat, dan melesat cepat lalu berputar-putar. Namun caranya membuat langkah-langkah cepat itu mirip seperti seekor Cheetah. Kesamaan mereka mungkin hanyalah pada kecepatan dan efisiensi gerak mematikan, lain tidak.

Cheetah adalah hewan pemburu tercepat yang bisa berlari dari kecepatan 0 km/jam hingga ke 110 km/jam dalam waktu 3 detik saja. Jantungnya melebihi ukuran rata-rata hewan lain termasuk jantung manusia. Jika jantung manusia hanya seukuran kepalan tangan manusianya, perbandingan jantung mereka lebih besar daripada itu. termasuk ruang paru-parunya. Selain itu, secara anatomi, tubuh yang ramping, kaki yang jenjang, membuat mereka lebih mudah untuk melakukan manuver serta meminimalisir cedera sobek otot jika harus melakukan putaran tiba-tiba dalam kecepatan tinggi. Ronaldo menjaga dietnya dengan ketat. Tubuhnya ramping, kaki jenjang, tetapi kelenturan ototnya baik. Bahkan sangat baik. Latihan beban yang ia angkut setidaknya membantu.

Cara ia bergerak adalah : Memendekkan langkah tetapi mempercepat ayunan kaki. Keunggulan teknik ini adalah bisa berbelok dan berputar serta berkelit tanpa harus mengurangi kecepatan terlalu jauh. Kebanyakan pemain sepakbola saat berbelok menurunkan kecepatannya terlalu dalam. Akibatnya adalah, kerja otot jadi makin keras, dan resiko cedera jadi lebih besar. Karena naik turun dan perubahan gerakan yang sedemikian ekstrim akan membuat otot memerlukan oksigen lebih banyak. Sedangkan ukuran jantung dan paru-paru manusia sangatlah terbatas. Sehingga suplai oksigen untuk otot juga terbatas pada gerakan dan kecepatan tertentu.

Itulah kenapa cara berlari seperti Cheetah tidak terlalu efektif bagi manusia, tetapi anatomi dan gesture tubuhnya saat berlari bisa berguna jika diterapkan suatu saat. Hal buruk yang bisa terjadi ? Otot sobek seperti Luca Toni.

Cara bergerak seperti ini sebenarnya sudah mulai diterapkan oleh atlet rugby Britania. Ini membuat mereka sulit untuk dijatuhkan saat ditackle. Dan akan berkelit lebih mudah. Daya tahan kerja otot mereka jadi terjaga stabil dan tidak mudah untuk kelelahan.

Namun, cara seperti ini tetap membutuhkan kelenturan otot.Walau terkenal sebagai hewan tercepat dibumi, Cheetah punya satu kekurangan. Staminanya untuk berlari dalam kecepatan seperti itu, hanya mampu bertahan untuk jarak 200 meter. Untuk yang paling jauh 460 meter (500 yard).

Ini disebabkan karena ramping dan kurusnya tubuh mereka. Jika dipaksa harus berlari lebih dari jarak tersebut, bagian kaki dan tanganya seperti terbakar. Kemudian, serat-serat otot akan robek. Pada tahap yang lebih mengerikan, lemas untuk beberapa hari dan lumpuh.

Kembali ke Ronaldo, itulah kenapa ia tidak berkelit seperti Xerdhan Shaqiri. Tubuhnya yang tinggi jadi penghambat, mau tidak mau, jika ingin tetap bisa melesat, ia harus merampingkan tubuhnya seperti Cheetah.

Berbeda dengan Michael Owen dan Lionel Messi, tubuh kecil mereka membuat gerakan lebih luwes, berputar cepat, apalagi berganti kecepatan. Selain pusat gravitasi mereka yang rendah, Owen dan Messi punya langkah kecil yang cepat karena jangkauan mereka pendek tetapi tajam untuk berkelit.